kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.596.000   -9.000   -0,35%
  • USD/IDR 16.798   28,00   0,17%
  • IDX 8.596   58,45   0,68%
  • KOMPAS100 1.192   10,44   0,88%
  • LQ45 850   4,95   0,59%
  • ISSI 307   2,04   0,67%
  • IDX30 439   2,90   0,67%
  • IDXHIDIV20 513   2,20   0,43%
  • IDX80 133   1,11   0,84%
  • IDXV30 139   0,98   0,71%
  • IDXQ30 141   0,63   0,45%

ESDM Targetkan Pabrik Bioetanol di Merauke Mulai Produksi pada Tahun 2027


Jumat, 08 Agustus 2025 / 14:56 WIB
ESDM Targetkan Pabrik Bioetanol di Merauke Mulai Produksi pada Tahun 2027
ILUSTRASI. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pabrik bioetanol di Merauke, Papua Selatan, bisa mulai berproduksi pada tahun 2027.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pabrik bioetanol di Merauke, Papua Selatan, bisa mulai berproduksi pada tahun 2027.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah memfokuskan konsolidasi untuk pembangunan pabrik bioetanol tersebut. Proyek ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan domestik akan energi baru terbarukan, khususnya bahan bakar nabati seperti biodiesel dan bioetanol.

"Jadi, yang ini dalam minggu ini kita lagi fokus untuk menyiapkan ini, pabrik bioetanol untuk kebutuhan di dalam negeri. Jadi, untuk bioetanol ini kita akan ada percepatan pembangunan, itu khususnya di Merauke, Papua Selatan. Jadi, kita harapkan tahun 2027 sudah akan berproduksi biodiesel yang ada di Merauke, Papua Selatan," kata Yuliot di Kementerian ESDM, Jumat (8/8).

Baca Juga: Kementerian ESDM: Perusahaan Rusia Mulai Lirik Peluang Investasi di Minerba

Adapun, pembangunan pabrik ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor etanol dan metanol, yang selama ini masih dilakukan setiap tahun.

Menteri ESDM yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN), Bahlil Lahadalia, sebelumnya juga menyoroti potensi besar Indonesia dalam pengembangan bioenergi, terutama dari komoditas tebu. Dalam Sidang Anggota DEN Tahun 2025, Bahlil mengajak seluruh pihak belajar dari Brasil yang sukses memanfaatkan etanol dari tebu sebagai bahan bakar utama.

“Mereka itu bisa pakai 100% etanol karena pertaniannya bagus. Kita ini masih impor etanol dan metanol tiap tahun. Jadi, mungkin yang di Merauke ini harus kita dorong, tebunya dikonversi ke etanol dan metanol saja,” kata Bahlil.

Ke depan, pemerintah juga membuka peluang pengembangan lahan tebu skala besar di Papua Selatan sebagai sumber bahan baku bioetanol.

Baca Juga: ESDM Optimistis Produksi Batubara Tembus di Atas 700 Juta Ton di Tahun 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×