kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

DRMA Dorong Stimulus Pemerintah, Genjot Diversifikasi Bisnis EV Saat Pasar Mobil Lesu


Jumat, 08 Agustus 2025 / 14:14 WIB
DRMA Dorong Stimulus Pemerintah, Genjot Diversifikasi Bisnis EV Saat Pasar Mobil Lesu
ILUSTRASI. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), emiten komponen otomotif anggota Grup Triputra, semakin agresif mempercepat adopsi energi baru dan terbarukan di Indonesia melalui pengembangan teknologi pengisian daya cepat dan penyimpanan energi listrik


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten manufaktur komponen otomotif milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), mendorong pemerintah untuk memberikan stimulus guna menggerakkan kembali industri otomotif yang lesu sepanjang tahun berjalan. 

Perusahaan menilai insentif seperti yang pernah digulirkan pada masa pandemi akan berdampak signifikan terhadap rantai pasok industri otomotif, termasuk pelaku industri komponen seperti DRMA.

Direktur DRMA Darmawan Widjaja menuturkan, kinerja semester II/2025 diproyeksikan masih akan ditopang oleh penjualan komponen sepeda motor. Namun, lemahnya permintaan kendaraan roda empat dinilai bisa menekan lini bisnis komponen mobil.

“Kalau (penjualan) mobil memang tergantung. Kalau pemerintah bisa memberikan stimulus seperti saat Covid, dampaknya bisa menjalar sampai ke pemasok komponen lokal. Mata rantai otomotif itu sangat panjang,” ujar Darmawan saat ditemui, Sabtu (2/8/2025).

Baca Juga: Dharma Polimetal Kembangkan Ekosistem EV, dari Charger hingga Kendaraan Listrik

Darmawan menambahkan, ekosistem industri otomotif sangat bergantung pada stimulus fiskal di sisi hilir. Jika konsumen didorong untuk kembali membeli kendaraan, dampaknya akan terasa hingga ke pelaku komponen, termasuk UMKM yang menjadi bagian dari rantai pasok DRMA.

Di tengah tantangan di pasar mobil konvensional, DRMA mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) melalui unit bisnis Dharma Connect (DC). Portofolio DC terdiri dari lima segmen: DC Battery, DC Power, DC Motor, DC Solar, dan DC Cross (konversi kendaraan listrik 2W & 4W).

Sebelumya, pada GIIAS 2025, DRMA memperkenalkan sejumlah produk terbaru untuk mendukung program elektrifikasi, seperti aki lithium 12V yang lebih ringan dan tahan lama, serta solusi konversi motor listrik menggunakan baterai lithium dan motor BLDC buatan sendiri.

“Inovasi ini bukan hanya hasil R&D, tapi juga sudah kami aplikasikan langsung untuk motor konversi. Banyak pengunjung tertarik karena ini relevan dengan program konversi pemerintah,” jelas Darmawan.

Baca Juga: Dharma Polimetal Genjot Ekspor dan Ekspansi Pabrik, Pasar AS Masih Prospektif

Menurutnya, pengembangan motor konversi menjadi langkah strategis untuk menguji kapabilitas teknologi yang sebelumnya hanya digunakan untuk pasar OEM. Teknologi ini juga memungkinkan DRMA menyasar segmen pasar baru di sektor EV roda dua.

Darmawan juga mengingatkan agar pemberian insentif kendaraan listrik tidak dilakukan secara ekstrem. Pemerintah dinilai perlu menerapkan pendekatan berjenjang dan tetap memperhatikan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar industri komponen lokal tidak tertinggal.

“Kalau semua fasilitas diberikan ke mobil listrik, sementara pajaknya nol dan TKDN belum siap, industri komponen lokal bisa kesulitan. Harus ada transisi energi yang berkelanjutan, bukan langsung meloncat,” tegasnya.

Meski pasar otomotif nasional menghadapi tekanan, DRMA mencatat kinerja positif di Semester I/2025. Penjualan naik 8,6% YoY menjadi Rp2,7 triliun, sedangkan laba bersih tumbuh 1,4% YoY menjadi Rp245 miliar.

President Direktur DRMA Irianto Santoso menjelaskan bahwa pertumbuhan ini ditopang oleh penjualan komponen roda dua dan ekspor. “Dalam situasi sulit, DRMA tetap tumbuh. Ini tidak lepas dari strategi diversifikasi dan perluasan pasar ekspor,” jelas Irianto dalam keterangan resmi.

Berdasarkan data AISI, penjualan motor domestik hingga Juni 2025 turun 0,34% menjadi 3,1 juta unit. Namun, DRMA tetap mampu mencetak penjualan Rp1,7 triliun dari segmen roda dua, tumbuh 14,0% YoY, dan menyumbang 63% dari total penjualan perseroan.

Baca Juga: Penjualan Naik 8,6%, Dharma Polimetal (DRMA) Perkuat Ekspansi ke Kendaraan Listrik

Selanjutnya: Ekonomi RI Tumbuh 5,12%, Ekonom HSBC: Tidak Ada Alasan untuk Tidak Percaya

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis 8-10 Agustus 2025, Beli 1 Gratis 1 Susu Oatside-Teh Kotak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×