Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KARANGANYAR. Kekhawatiran masyarakat karena merebaknya wabah virus corona atau Covid-19 berimbas pada penjual jamu tradisional. Banyak orang kini berbondong-bondong memborong tanaman empon-empon yang jadi bahan baku jamu.
Sumini, penjual jamu di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, mengeluhkan kenaikan bahan baku jamu dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan paling tinggi terjadi pada jahe merah.
"Paling terasa jahe merah dari Rp 30.000/kg sekarang jadi Rp 50.000/kg. Kencur sebelumnya Rp 35.000/kg sekarang jadi Rp 42.000/kg. Lalu temu lawak dari Rp 4.000/kg sekarang sudah Rp 12.000/kg," kata Sumini, Selasa (3/3/2020).
Baca Juga: Anies larang warga datangi dua tempat diduga lokasi persebaran corona, mana saja?
Menurutnya, selain harganya naik, bahan baku jamu juga mulai sulit dicari. Lantaran khawatir penyebaran corona, permintaan empon-empon naik dalam beberapa hari terakhir.
"Kebetulan beli di Pasar Legi, Solo. Banyak yang cari setelah ramai-ramai corona. Saya sendiri belum mau naikkan harga jamu meski bahannnya naik. Tunggu dulu saja," ucap Sumini.
Sebelumnya diberitakan, sempat beredar kabar bahwa virus corona bisa ditangkal dengan ramuan jamu, yang terdiri dari ramuan jahe yang disebut mpon-mpon atau empon-empon.
Baca Juga: Dua WNI positif corona, apakah ditanggung BPJS Kesehatan?
Dilansir dari artikel Kompas.com, kabar ini dikaitkan dengan penelitian seorang profesor asal Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Prof Dr Chairul Anwar Nidom MS, Drh. Terkait efeknya terhadap virus corona.
Nidom berkata bahwa mpon-mpon mengandung curcumin yang berfungsi mencegah terjadinya badai sitokin di dalam paru.
Di samping itu, minuman tradisional kaya khasiat asal Indonesia ini memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit (imunitas). Sitokin, ujar Nidom, merupakan respons imun terhadap adanya virus.
Baca Juga: Awal kasus positif corona di Indonesia terungkap gara-gara telepon dari WN Jepang
"Jadi sebetulnya sitokin merupakan fungsi positif, tetapi punya efek negatif yaitu merusak sel di sebelahnya. Sitokin inilah yang menyebabkan tubuh menjadi panas kalau seseorang terinfeksi kuman," ujar Nidom.
Namun, efektifitas formulasi ini baru melalui uji praklinis terhadap tikus. Itu pun yang terinfeksi flu burung, jenis virus corona lainnya, bukan Covid-19.
(Sumber: KOMPAS.com/Shierine Wangsa Wibawa | Editor: Shierine Wangsa Wibawa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Imbas Corona, Penjual Jamu Keluhkan Meroketnya Harga Bahan Baku"
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Muhammad Idris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News