kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gema Grahasarana (GEMA) berupaya menangkap peluang pasar ekspor


Jumat, 13 September 2019 / 17:29 WIB
Gema Grahasarana (GEMA) berupaya menangkap peluang pasar ekspor
ILUSTRASI. Produsen Vivere, PT Gema Graha Sarana Tbk


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen furnitur, PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) tak tinggal diam melihat potensi perang dagang yang dipercaya bakal mengerek usaha ekspor mebel di Indonesia. Untuk itu perusahaan tengah berusaha mengembangkan produk yang dapat diterima di pasar global.

Sebelumnya manajemen GEMA sempat mengatakan porsi ekspor saat ini masih terbilang kecil, sebab usaha ini baru dua tahun-tiga tahun ini dirintis. Namun GEMA setidaknya ada hampir 12 negara tujuan ekspor baik Asia maupun diluar Asia.

Perusahaan ini juga telah menunjuk distributor resmi di Jepang dan kawasan Timur Tengah. Tahun lalu penjualan ekspor GEMA masih berkisar Rp 10 miliar dari total pendapatan di 2018 yang tercatat mencapai Rp 1,17 triliun.

Baca Juga: Masuki semester II, Gema Grahasarana (GEMA) kantongi nilai kontrak Rp 600 miliar

Sebagai perusahaan yang baru meluncurkan ekspor, GEMA tak berharap yang muluk-muluk, sama dengan pencapaian tahun lalu saja sudah dinilai baik. Saat ini GEMA tengah memetakan kekuatan perusahaan agar maksimal dalam melakukan ekspor.

"Kami memang masih mempelajari peluang-peluang yang ada dan pastinya akan kami akan bergerak cepat untuk menangkap peluang yang masih besar di pasar ekspor," ujar Ferlina Sutandi, Corporate Secretary GEMA kepada Kontan.co.id, Jumat (13/9). Optimisme ini juga disokong rencana pemerintah yang mempermudah ekspor dengan mempertimbangkan kembali kewajiban Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

Sebagaimana yang diketahui, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution baru-baru ini bilang pengusaha mengusulkan agar SVLK hanya wajib untuk ekspor ke negara-negara yang mewajibkan aturan tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah akan meninjau usulan tersebut.

GEMA sendiri cukup rajin melakukan aksi korporasi. Yang terbaru perusahaan melalui anak usahanya PT Vivere Multi Kreasi, mengambil alih merek dagang Casaka pada 8 Juli 2019. Nilai investasi pembelian merek dagang tersebut Rp 1 miliar.

Baca Juga: Gema Grahasarana (GEMA) akuisisi merek dagang Casava

Produk mebel kayu Casaka bakal dikembangkan untuk penjualan lokal maupun ekspor. Casaka sendiri merupakan furniture yang terbuat dari kayu solid berkualitas tinggi, dimana GEMA memang menargetkan akan melempar produknya ke pasar ekspor dan menyasar kalangan high end.

Apakah ada rencana penambahan merek lagi? Ferlina mengatakan sampai akhir tahun ini belum ada rencana akuisisi merek lain, pihaknya masih memaksimalkan lini produk yang ada saat ini.

Mengulik laporan keuangan semester I 2019, GEMA menorehkan penurunan penjualan bersih sebesar 21% year on year (yoy) menjadi Rp 500,7 miliar. Namun beban pokok penjualan tergerus menjadi Rp 362,31 miliar di semester I 2019 atau turun 29% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 513,88 miliar.

Alhasil laba kotor GEMA tercatat Rp 138,38 miliar sampai akhir Juni tahun ini atau naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 119,94 miliar. Setelah dikurangi pos beban lainnya didapati laba bersih yang diperoleh GEMA sebesar Rp 12,81 miliar atau naik 0,9% dibandingkan semester I tahun lalu Rp 12,69 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×