Reporter: Epung Saepudin | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kopi Indonesia rupanya tidak nyambung dengan permintaan pasar dunia. Pasalnya, ketika 70% permintaan pasar Internasional menginginkan kopi Arabika, 92% produksi kopi Indonesia justru berjenis Robusta. Karenanya, pemerintah akan memperluas lahan kopi dan melakukan konversi dari Robusta menjadi Arabica.
Peneliti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (ICCRI) Surip Mawardi mengatakan, persoalan itu mengakibatkan pasar ekspor kopi Indonesia tak kunjung membesar. Payahnya, Surip menambahkan, kopi berjenis Arabika tidak bisa dikembangkan mengingat terbatasnya dataran tinggi yang ada di Indonesia. Dataran tinggi yang dimaksud adalah 1.000 kaki hingga 2.000 kaki dari permukaan laut. "Sebagian berupa hutan yang tidak boleh ditanami kopi. Saya pernah mencoba mengembangkan varietas itu, tapi citarasa dan kualitas sangat jelek. Tanaman juga tak tahan lama," ujar Surip, Senin (13/7).
Pemerintah pun mengakui persoalan itu. Karenanya, pemerintah akan memberikan bantuan berupa bibit unggul di 9 sembilan Provinsi dan 21 kabupaten. "Ini untuk memperbesar pasar ekspor kopi Arabica," ujar Dirjen Perkebunan, Departemen Pertanian, Achmad Manggabarani.
Pada 2009 ini, areal kopi Robusta di Indonesia mencapai 1,31 juta hektare (ha). Sementara, areal kopi Arabika hanya 241.548 ha saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News