kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Genjot ekspor, pemerintah akan percepat perjanjian perdagangan dengan beberapa negara


Kamis, 20 Desember 2018 / 23:23 WIB
Genjot ekspor, pemerintah akan percepat perjanjian perdagangan dengan beberapa negara
ILUSTRASI. PENANDATANGANAN IE-CEPA


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan kinerja ekspor. Beberapa langkah pun mulai dilakukan, salah satunya dengan mempercepat perjanjian perdagangan yang masih dalam proses.

"Yang on pipeline itu Mozambik, Tunisia, Maroko, Uni Eropa dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Dua terakhir ini tidak mudah tetapi harus kita selesaikan," ujar Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, Kamis (20/12).

Bila perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa dan RCEP bisa dilakukan, maka pasar yang bisa dibidik Indonesia semakin besar. Enggar mengatakan, hampir 50% dari total populasi di dunia berada di wilayah tersebut.

Enggar mengatakan, salah satu kesulitan melakukan perjanjian perdagangan dengan RCEP adalah masih ada negara yang belum memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA). Namun, dia berharap, perjanjian perdagangan dengan RCEP bisa diselesaikan tahun depan.

Di awal tahun, Indonesia sudah melakukan perjanjian dagang dengan Chile. Beberapa hari yang lalu, Indonesia resmi menandatangani perjanjian dagang Indonesia dengan empat negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA), yakni Swiss, Liechtenstein, Islandia dan Norwegia.

Sementara, penandatanganan perjanjian dagang antara Indonesia dan Australia pun masih belum bisa dipastikan kapan akan dilakukan.

"Tidak tahun ini, mereka juga sudah liburan natal. Tapi kapan waktunya, Kementerian Luar Negeri yang akan atur karena kebijakan politik luar negeri ada di sana," ujar Enggar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×