kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Gerai convenience store semakin merebak


Jumat, 21 Juni 2013 / 07:43 WIB
Gerai convenience store semakin merebak
ILUSTRASI. Kurs Dollar-Rupiah di BCA Hari Ini, Rabu 12 Januari 2022, Intip Sebelum Tukar Valas/pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/07/2019


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Peta bisnis convenience store di Indonesia semakin marak dengan kehadiran Ministop, convenience store milik AEON Co Ltd asal Jepang. Setelah merampungkan akuisisi terhadap PT Bahagia Niaga Lestari (BNL) sebagai pemegang master franchise Ministop di Indonesia, PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) langsung tancap gas membuka gerai Ministop.

Rencananya, Supra Boga akan membuka 150 gerai  hingga 200 gerai Ministop selama lima tahun mendatang. "Nilai investasi setiap gerai berkisar antara Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar," kata Nugroho Setiadharma, Direktur Utama Supra Boga dalam paparan publik, Kamis (20/6).

Artinya, Supra Boga harus menyiapkan anggaran investasi Rp 400 miliar untuk mengembangkan jaringan Ministop. Nugroho menyatakan, sumber pendanaan berasal dari kombinasi 70% kas internal dan 30% pinjaman bank.

Supra Boga sudah membuka gerai perdana Ministop di bilangan Bintaro, Rabu (19/6). Sampai akhir tahun ini, Supra Boga berencana membuka 10 gerai Ministop, dengan konsentrasi di Jakarta dan sekitarnya. "Saat ini ada tiga gerai yang sudah dibangun, yakni  di Barito, Hang Tuah, dan Gandaria, di Jakarta Selatan," tutur Nugroho.

Malah, Supra Boga sudah mengambil ancang-ancang untuk mewaralabakan gerai Ministop setelah jumlah gerainya mencapai 50 di tahun 2015. "Masalahnya, investasi membuka gerai convenience store lebih besar dari minimarket," ujarnya lagi.

Meski harus bersaing dengan pebisnis lain seperti 7-Eleven, Lawson atau Family Mart, Nugroho masih memandang positif bisnis convenience store. Malah kue pasar ritel ini masih cukup besar untuk dibagikan kepada keempat pemain tersebut.

Terhambat banjir

Pionir di bisnis ini, PT Modern Putra Indonesia, punya ambisi lebih besar lagi. Anak usaha dari PT Modern Internasional Tbk (MDRN) ini berencana menambah gerai 7-Eleven (Sevel) sebanyak 100 unit gerai sampai dengan akhir tahun ini. Target itu lebih banyak ketimbang tahun lalu yang sebanyak 60 gerai.

Namun, hingga Mei 2013, Modern Internasional baru membuka delapan gerai Sevel.  "Ekspansi kami tertunda banjir yang melanda Jakarta awal tahun ini," jelas Donny Sutanto, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Modern Internasional.

Maklum, hampir seluruh gerai Sevel berada di Jakarta. Dari jumlah gerai per Mei sebanyak 125, jumlah gerai di luar Jakarta tidak sampai sepuluh, yaitu di Tangerang.

Kendati demikian, manajemen Modern masih percaya diri mampu mengejar target penambahan gerai sampai akhir tahun ini. Sebelum Lebaran, Modern menargetkan akan membuka sedikitnya 10 gerai Sevel lagi.

Selain mendirikan gerai baru, ekspansi Sevel juga akan diakukan dengan cara mengonversi gerai Fujifilm yang berada di Jakarta menjadi gerai 7-Eleven.

Managing Director Modern Putra Indonesia, Lim Djwe Khian memperkirakan 10%-15% dari gerai baru 7-Eleven tahun ini berasal dari konversi gerai Fujifilm. Nilai investasi untuk mendirikan gerai Sevel sekitar Rp 3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×