Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI) menargetkan pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) positif pada tahun 2021 ini. Ada 3 strategi yang dilakukan GMFI untuk mencapai target ini, yaitu strategi manajemen arus kas, penyesuaian kapasitas produksi sesuai beban kerja, serta strategi diversifikasi bisnis.
Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi mengatakan tren penanganan pandemi Covid-19 terus membaik belakangan. “Kami berharap ini (penanganan pandemi) terus membaik, dan juga untuk perseroan kami memperkirakan dan menargetkan di tahun 2021 in kami bisa mencapai positif di EBITDA,” ujar Andi dalam acara paparan publik insidentil yang disiarkan Jumat (28/8).
Ada beberapa langkah yang GMFI canangkan dalam strategi manajemen arus kas. Salah satu di antaranya ialah restrukturisasi keuangan. Sejauh ini, GMFI telah merestrukturisasi pinjaman bank dari sejumlah bank. Dengan Bank BNI misalnya, GMFI merestrukturisasi fasilitas building dan tools di Hangar 4 dengan skema perpanjangan tenor hingga tahun 2026.
Skema restrukturisasi bank loan dari BNI lainnya yang juga telah disepakati ialah perpanjangan tenor cash loan kredit investasi 42 hingga tahun 2023, perpanjangan tenor kredit investasi 73 hingga tahun 2026, perpanjangan tenor kredit modal kerja hingga 2027, serta perpanjangan term loan hingga 2027.
Baca Juga: Garuda Maintenance Facility (GMFI) alokasikan belanja modal US$ 5 juta tahun ini
Selain BNI, GMFI juga merestrukturisasi bank loan pada sejumlah bank lainnya. Yakni, perpanjangan tenor kredit modal kerja dari IIF sampai 2026, perpanjangan tenor term loan dari Maybank hingga 2027. Serta perpanjangan fasilitas CO Menurun 1, CO Menurun 2, dan CO Menurun 3 dari BRI hingga 2030.
Pada strategi kedua, yaitu penyesuaian kapasitas produksi, GMFI mengimplementasikan konsep multirole personnel dengan cara memindahkan pegawai dari unit bisnis yang sedang mengalami penurunan ke unit bisnis lain yang membutuhkan orang banyak. Selain itu, GMFI juga mengurangi beban staff expense dengan mengurangi beberapa benefit karyawan.
Namun Andi memastikan, GMFI belum memiliki rencana pengurangan karyawan, kecuali bagi karyawan yang memasuki pensiun normal.
“Memang di GMFI akan banyak yang akan memasuki pensiun normal di tahun 2021, jadi strategi kita adalah tidak menggantinya terlebih dahulu sampaio posisi membaik,” kata Andi.
Untuk strategi diversifikasi, GMFI melakukan 4 langkah, yaitu berfokus pada maskapai penerbangan dengan segmentasi kargo yang bertumbuh di masa pandemi, penetrasi ke segmen private/business jet. Lalu, penetrasi ke segmen industri pertahanan dengan menggarap kontrak pekerjaan perawatan pesawat milik TNI AU, serta menggarap segmen non aviasi.
Sedikit informasi, di segmen non aviasi, GMFI mendapat proyek perawatan generator, pembangkit, dan motor listrik milik PLN Group, Pertamina Group, dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Sebelumnya, mengutip laporan keuangan interim perusahaan, GMFI membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 62,76 juta pada sepanjang kuartal I 2021 lalu, turun 41,44% dari realisasi pendapatan usaha kuartal I 2020 yang mencapai US$ 107,20 juta.
Meski mencatatkan penurunan pendapatan, GMFI berhasil menekan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih dari semula US$ 31,28 juta di kuartal I 2020 menjadi US$ 8,69 juta di kuartal I 2021.
Dalam catatan internal perusahaan, GMFI juga berhasil mengantongi EBITDA positif senilai US$ 2,6 juta pada kuartal I 2021. Posisi tersebut berbalik dibanding realisasi EBITDA GMFI yang negatif US$ 28,2 juta pada kuartal I tahun 2020 lalu.
Selanjutnya: Pendapatan turun, Garuda Maintenance Facility (GMFI) pangkas rugi bersih di kuartal I
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News