Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Graha Prima Mentari Tbk (GRMP), telah menerapkan beberapa strategi untuk menangkal dampak dari penerapan cukai minuman berpemanis.
GRMP, yang merupakan distributor resmi Coca-Cola di Indonesia dengan area operasional pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat, mengakui bahwa penerapan cukai pada produk yang mengandung gula berpotensi mempengaruhi kinerja perusahaan, meskipun dampaknya mungkin tidak segera terasa.
Baca Juga: Graha Prima Mentari (GRPM) Bidik Pendapatan dan Laba Naik 50%
"Kita memang penjualannya adalah minuman berkarbonasi dan soal cukai gula, dalam pendapat saya pribadi bahwa penerapan cukai gula tentu sedikit banyak pasti akan memberikan impact kepada kami," ujar Direktur Utama GRMP, Agus Susanto dalam paparan publik daring, Jumat (30/8).
Untuk mengatasi potensi dampak tersebut, GRMP telah melakukan diversifikasi produk. Agus menyebutkan bahwa salah satu langkah strategis perusahaan adalah dengan memperluas jenis produk yang didistribusikan.
"Salah satunya adalah melakukan diversifikasi produk. Sehingga kita nanti produknya tidak hanya di minuman berkarbonasi. Itu yang pertama. Selain dari makanan-minuman, health care kita juga sudah main di sana," kata Agus.
Dengan diversifikasi produk, Agus yakin bahwa dampak penerapan cukai pada minuman berpemanis bisa diminimalkan.
"Jadi menurut saya impact-nya mungkin akan tertutup dari produk-produk yang lain. Dan yang kedua, menurut saya kami punya prinsipal-prinsipal yang hebat, sehingga pasti sudah mengantisipasi mengenai cukai gula ini," tambahnya.
Salah satu bentuk antisipasi yang dilakukan adalah dengan mengedarkan produk-produk minuman dengan kandungan gula rendah atau nol gula, seperti Coke Zero atau Sprite Zero dari Coca-Cola.
Agus menambahkan bahwa langkah ini merupakan upaya dari prinsipal mereka untuk menghadapi penerapan cukai produk yang mengandung gula.
Sebagai catatan, selain menjadi distributor Coca-Cola, GRMP juga mendistribusikan produk dari beberapa perusahaan besar lainnya, termasuk PT Kino Indonesia (KINO), PT Softex Indonesia, PT Mondelez Indonesia Trading, PT Gunung Slamat, PT Godrej Consumer Product Indonesia, PT Perfetti Van Melle, PT Fokus Ritel Nusaprima, dan PT Mega Niaga Nusantara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News