kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Guna perbaiki kinerja, ABM Investama (ABMM) perkuat sinergi dengan anak usaha


Senin, 11 November 2019 / 19:50 WIB
Guna perbaiki kinerja, ABM Investama (ABMM) perkuat sinergi dengan anak usaha
ILUSTRASI. dimas.andi-Salah Satu Fasilitas Pendukung Distribusi Batubara ABM Investama di Kalsel. Kinerja keuangan ABM Investama (ABMM) belum meyakinkan hingga kuartal III 2019.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan perusahaan yang bergerak di sektor tambang batubara PT ABM Investama Tbk (ABMM) belum meyakinkan hingga kuartal III-2019. Manajemen ABMM pun berupaya agar penurunan kinerja tidak terjadi lagi di sisa tahun ini.

Sebagai informasi, per kuartal III-2019 pendapatan ABMM turun 23,74% (yoy) menjadi US$ 443,41 juta. Di kuartal yang sama di tahun lalu, ABMM menorehkan pendapatan sebesar US$ 581,48 juta.

Baca Juga: Dua perusahaan belum bisa ekspor nikel, Kementerian ESDM kebut verifikasi

Laba bersih ABMM juga ikut tergerus 62,66% (yoy) dari US$ 30,24 juta di kuartal III-2018 menjadi US$ 11,29 juta di kuartal III-2019.

Direktur ABMM Adrian Erlangga menyampaikan, penurunan harga batubara cukup mempengaruhi hasil kinerja keuangan perusahaan. Sekadar pengingat, harga batubara acuan (HBA) di bulan September atau akhir kuartal tiga lalu berada di level US$ 65,79 per metrik ton. Padahal, September tahun lalu HBA masih berada di level US$ 104,81 per metrik ton.

Ia menambahkan, di tengah penurunan kinerja pendapatan, produksi batubara ABMM sebenarnya masih mengalami pertumbuhan. Hingga September, produksi batubara ABMM mencapai 8,5 juta metrik ton atau naik 19,72% (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

“Kinerja operasional masih bagus. Kalau tidak, bottom line kami bisa turun lebih dalam. Kami yakin produksi batubara masih bisa di atas 11 juta metrik ton di akhir tahun,” terang Adrian, hari ini.

Baca Juga: Ekspor kembali dibuka, ini 9 perusahaan yang boleh menjual nikel ke luar negeri

Untuk memperbaiki kinerja di sisa tahun ini, ABMM berupaya meningkatkan efektivitas konsep mining value chain yang dimiliki oleh perusahaan. Konsep ini memungkinkan ABMM untuk terus melakukan sinergi bisnis dari hulu ke hilir dengan berbagai anak usahanya.

“Kami juga berupaya menurunkan beban biaya yang ditanggung masing-masing anak usaha ABMM,” tambah dia.

Ia menjelaskan, konsep mining value chain pula yang membuat beberapa segmen bisnis ABMM masih mencatatkan pertumbuhan positif. Contohnya adalah segmen bisnis logistik dan sewa kapal yang mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 13,97% (yoy) menjadi US$ 72,92 juta di kuartal tiga lalu. Segmen bisnis dijalani oleh anak usaha ABMM, yakni PT Cipta Krida Bahari atau CKB Logistik.

Tingginya produktivitas penambangan batubara di Indonesia yang masih solid di tengah penurunan harga komoditas tersebut membuat kebutuhan terhadap jasa logistik dan sewa kapal tergolong stabil.

Sayangnya, segmen bisnis andalan ABMM, yaitu bisnis kontraktor tambang dan tambang batubara yang dioperasikan oleh PT Cipta Kridatama masih mengalami perlambatan kinerja. Di kuartal III-2019 lalu, pendapatan dari segmen bisnis ini turun 26,96% (yoy) menjadi US$ 318,73 juta.

“Di Desember tahun lalu, ada sejumlah kontrak jasa pertambangan kami yang berakhir, sehingga di Januari kontrak kami lebih kecil,” ungkap Adrian.

Baca Juga: Laba 8,22% dari emas Antam, jika Anda beli persis setahun lalu

Namun, ia enggan membeberkan secara detail gambaran kontrak kerja sama jasa pertambangan batubara yang dimaksud.

Dia juga menyebut, karena harga batubara masih berada di level yang rendah, sulit bagi ABMM untuk mencetak kinerja keuangan yang sama atau lebih baik ketimbang capaian di tahun lalu.

Terlepas dari itu, ABMM akan tetap menjalankan sekaligus mengembangkan konsep mining value chain di masa-masa mendatang. “Konsep ini dapat membuat kami meraih kontrak-kontrak baru sehingga membawa keuntungan bagi perusahaan,” tandas Adrian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×