Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Tingginya produktivitas penambangan batubara di Indonesia yang masih solid di tengah penurunan harga komoditas tersebut membuat kebutuhan terhadap jasa logistik dan sewa kapal tergolong stabil.
Sayangnya, segmen bisnis andalan ABMM, yaitu bisnis kontraktor tambang dan tambang batubara yang dioperasikan oleh PT Cipta Kridatama masih mengalami perlambatan kinerja. Di kuartal III-2019 lalu, pendapatan dari segmen bisnis ini turun 26,96% (yoy) menjadi US$ 318,73 juta.
“Di Desember tahun lalu, ada sejumlah kontrak jasa pertambangan kami yang berakhir, sehingga di Januari kontrak kami lebih kecil,” ungkap Adrian.
Baca Juga: Laba 8,22% dari emas Antam, jika Anda beli persis setahun lalu
Namun, ia enggan membeberkan secara detail gambaran kontrak kerja sama jasa pertambangan batubara yang dimaksud.
Dia juga menyebut, karena harga batubara masih berada di level yang rendah, sulit bagi ABMM untuk mencetak kinerja keuangan yang sama atau lebih baik ketimbang capaian di tahun lalu.
Terlepas dari itu, ABMM akan tetap menjalankan sekaligus mengembangkan konsep mining value chain di masa-masa mendatang. “Konsep ini dapat membuat kami meraih kontrak-kontrak baru sehingga membawa keuntungan bagi perusahaan,” tandas Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News