Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Putu menjelaskan kendala utama dalam pengembangan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) adalah populasi sapi perah di Indonesia yang masih sedikit, sekitar 592.000 ekor, dan produktivitas sapi perah rakyat yang rendah, berkisar 8-12 liter per ekor per hari. Selain itu, rasio biaya pakan dengan hasil produksi susu juga tinggi.
"Pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan," tambahnya.
Selain itu, masalah lain di industri susu segar di Indonesia adalah minimnya kepemilikan sapi perah oleh peternak rakyat yang hanya 2-3 ekor per peternak, biaya pembesaran anak sapi perah yang cukup mahal, serta kurangnya pemahaman peternak rakyat akan Good Dairy Farming Practices (GDFP).
Untuk mengatasi berbagai persoalan dalam pengembangan SSDN, diperlukan dukungan dan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor hulu, baik koperasi susu maupun peternak sapi perah.
Baca Juga: Intip Strategi Ultrajaya (ULTJ) Mendorong Kinerja pada Tahun Ini
Kementerian Perindustrian telah memberikan bantuan 84 unit pendingin kepada 68 koperasi susu di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada 2021, Kemenperin membantu mendirikan Milk Collection Point (MCP) di koperasi susu di Pengalengan, Jawa Barat.
Pada 2022, Kemenperin juga melakukan digitalisasi di 40 tempat penerimaan susu (TPS) di Jawa Timur sebagai implementasi program industri 4.0 untuk memantau kualitas susu secara real time.
Lebih lanjut, Dirjen Industri Agro menegaskan bahwa keberhasilan pengembangan SSDN memerlukan kolaborasi berbagai pihak. Kemenperin terus mendorong industri pengolahan susu untuk berperan aktif dalam mengatasi berbagai masalah di sektor hulu, khususnya melalui program kemitraan yang saling menguntungkan dengan koperasi susu dan peternak sapi perah rakyat.
Baca Juga: Ultrajaya (ULTJ) Incar Kenaikan Pendapatan Dua Digit pada Tahun 2024
"Pola kemitraan ini sangat penting antara pelaku industri dan peternak untuk peningkatan populasi peternak dan sapi perah serta memfasilitasi bantuan sarana prasarana penunjang produksi," jelasnya.
Selain itu, diperlukan program pelatihan SDM peternak terkait Good Agricultural Practices untuk meningkatkan produktivitas peternak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News