kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   18,00   0,11%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Hadapi Banyak Tantangan, Indonesia Baru Bisa Penuhi 20% Bahan Baku Susu Dalam Negeri


Senin, 27 Mei 2024 / 10:39 WIB
Hadapi Banyak Tantangan, Indonesia Baru Bisa Penuhi 20% Bahan Baku Susu Dalam Negeri
ILUSTRASI. Produk susu cair UHT dari Ultrajaya. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

Putu menjelaskan kendala utama dalam pengembangan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) adalah populasi sapi perah di Indonesia yang masih sedikit, sekitar 592.000 ekor, dan produktivitas sapi perah rakyat yang rendah, berkisar 8-12 liter per ekor per hari. Selain itu, rasio biaya pakan dengan hasil produksi susu juga tinggi. 

"Pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan," tambahnya.

Selain itu, masalah lain di industri susu segar di Indonesia adalah minimnya kepemilikan sapi perah oleh peternak rakyat yang hanya 2-3 ekor per peternak, biaya pembesaran anak sapi perah yang cukup mahal, serta kurangnya pemahaman peternak rakyat akan Good Dairy Farming Practices (GDFP).

Untuk mengatasi berbagai persoalan dalam pengembangan SSDN, diperlukan dukungan dan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor hulu, baik koperasi susu maupun peternak sapi perah. 

Baca Juga: Intip Strategi Ultrajaya (ULTJ) Mendorong Kinerja pada Tahun Ini

Kementerian Perindustrian telah memberikan bantuan 84 unit pendingin kepada 68 koperasi susu di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada 2021, Kemenperin membantu mendirikan Milk Collection Point (MCP) di koperasi susu di Pengalengan, Jawa Barat.

Pada 2022, Kemenperin juga melakukan digitalisasi di 40 tempat penerimaan susu (TPS) di Jawa Timur sebagai implementasi program industri 4.0 untuk memantau kualitas susu secara real time.

Lebih lanjut, Dirjen Industri Agro menegaskan bahwa keberhasilan pengembangan SSDN memerlukan kolaborasi berbagai pihak. Kemenperin terus mendorong industri pengolahan susu untuk berperan aktif dalam mengatasi berbagai masalah di sektor hulu, khususnya melalui program kemitraan yang saling menguntungkan dengan koperasi susu dan peternak sapi perah rakyat. 

Baca Juga: Ultrajaya (ULTJ) Incar Kenaikan Pendapatan Dua Digit pada Tahun 2024

"Pola kemitraan ini sangat penting antara pelaku industri dan peternak untuk peningkatan populasi peternak dan sapi perah serta memfasilitasi bantuan sarana prasarana penunjang produksi," jelasnya.

Selain itu, diperlukan program pelatihan SDM peternak terkait Good Agricultural Practices untuk meningkatkan produktivitas peternak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×