Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) pada periode kuartal III 2016 menorehkan kinerja yang mengilap. Laba Chandra Asri melesat drastis dibandingkan periode sama tahun lalu.
Dikutip dari laporan keuangan yang dirilis Rabu (26/10/2016), Chandra Asri membukukan pendapatan US$ 1,40 miliar, naik sekitar 22% dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,14 miliar. Adapun laba bersih Chandra Asri mencapai US$ 216,8 juta, terkatrol sekitar 601% dari kurun waktu yang sama tahun lalu yang hanya US$ 30,9 juta.
Harry Tamin, Investor Relation PT Chandra Asri mengatakan selisih harga bahan baku dan harga jual produk yang tinggi membuat marjin yang diperoleh jadi besar. "Hal itu sudah dari kuartal II-2016 yang berlanjut sampai kuartal III ini," kata Harry saat dihubungi KONTAN, Rabu (26/10).
Dari kondisi tersebut Chandra Asri masih menargetkan pendapatan sampai akhir tahun mencapai US$ 1,7 miliar dan laba bersih di atas US$ 200 juta. Komposisi penjualan pun masih 80% akan didominasi dalam negeri dan sisanya untuk ekspor ke negara ASEAN.
Dasar optimisme Chandra Asri adalah harga minyak dunia yang turun berimbas positif pada harga naphtha. Pada semester I-2016, harga naphtha US$ 400 per ton. Harga itu susut US$ 150 per ton ketimbang semester I-2015 sebesar US$ 550 per ton. "Kondisi harga itu masih sama hingga sekarang," kata Harry.
Perlu diketahui, Chandra Asri butuh naphtha untuk membikin naphtha cracker. Belanja naphtha berkontribusi 80%-85% terhadap biaya produksi naphtha cracker.Penurunan harga naphtha otomatis menekan biaya impor naphtha Chandra Asri. .
Apalagi kebutuhan naphtha tahun ini tak sedikit, yakni sebanyak 2,4 juta ton. Sebagai informasi Chandra Asri memiliki pabrik di Cilegon dan Merak dengan tingkat utilisasi pabrik di atas 90%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News