kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga AC Berkat Elektrik Sejati Tangguh naik seiring lonjakan harga komoditas mineral


Senin, 13 September 2021 / 17:49 WIB
Harga AC Berkat Elektrik Sejati Tangguh naik seiring lonjakan harga komoditas mineral
ILUSTRASI. Harga jual pendingin ruangan atawa air conditioner saat ini ikut naik karena lonjakan harga komoditas mineral


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kenaikan harga sejumlah komoditas mineral turut dicermati oleh salah satu produsen pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC), PT Berkat Elektrik Sejati Tangguh (BEST).

Mengutip data Ditjen Minerba Kementerian ESDM, harga mineral acuan seperti aluminium mengalami kenaikan 27,21% dari US$ 2.010 per ton di Januari 2021 menjadi US$ 2.557 per ton pada September 2021.

Komoditas lain seperti tembaga juga mengalami lonjakan harga hingga 24,21% dari US$ 7.607 per ton di Januari 2021 menjadi US$ 9.449 per ton di September 2021.

Direktur Berkat Elektrik Sejati Tangguh Andy Arif Widjaja mengatakan, bahan baku utama untuk memproduksi AC adalah tembaga, kemudian bahan baku pendukungnya adalah aluminium dan besi.

Adapun salah satu faktor penyebab naiknya harga komoditas ini adalah efek domino dari pandemi Covid-19 yang mengganggu keseimbangan antara permintaan dan suplai.

Dengan kenaikan harga bahan baku tembaga, maka secara otomatis membuat harga produksi AC mengalami kenaikan. “Kenaikan harga produksi AC membawa dampak pada harga jual AC yang menjadi semakin mahal,” kata Andy, Senin (13/9).

Baca Juga: Sejumlah harga komoditas mineral terus menanjak, ini salah satu penyebabnya

Ia menyebut, efek kenaikan harga AC untuk level konsumen akan terasa dalam beberapa waktu kemudian, mengingat ada jarak waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi dan mendistribusikan AC sampai ke konsumen.

Dengan kata lain, harga produk AC yang tertera di toko ritel saat ini merupakan hasil dari produksi dua atau tiga bulan sebelumnya.

Di masa normal, rata-rata waktu untuk memproduksi AC dari tahap pemesanan bahan baku sampai proses manufaktur barang jadi sekitar 30 hari-45 hari. Ditambah lagi, terdapat waktu pengiriman dengan kapal ke Indonesia sekitar 14hari-21 hari.

Tentu saja, proses produksi dan distribusi AC di masa pandemi akan lebih panjang. Alhasil, efek nyata kenaikan harga komoditas ke harga jual AC kepada konsumen butuh waktu proses yang cukup panjang.

“Tetapi efek kenaikan terhadap harga produksi akan langsung terjadi pada saat proses produksi, karena langsung menggunakan bahan baku yang sudah mengalami kenaikan harga tersebut,” pungkas Andy.

Selanjutnya: Emiten gas industri memacu ekspansi pada tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×