kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga ayam masih jatuh, Pinsar Indonesia desak pemerintah lakukan afkir dini


Rabu, 29 Januari 2020 / 17:15 WIB
Harga ayam masih jatuh, Pinsar Indonesia desak pemerintah lakukan afkir dini
ILUSTRASI. Harga Ayam Merangkak Naik: Peternak ayam di Gunung Sindur, Bogor, Jumat (11/10).


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah peternak unggas mendesak pemerintah melakukan afkir dini agar harga ayam di tingkat peternak kembali bangkit. Saat ini harga ayam pedaging masih berada di bawah Harga pokok produksi (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 18.000  per kilogram (kg).

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) Singgih Januratmoko mengatakan, dengan adanya afkir dini, maka dapat mengatasi harga ayam yang masih di bawah harga acuan hingga saat ini. Menurutnya, jatuhnya harga ayam karena kelebihan suplai.

Baca Juga: Langkah Sierad Produce (SIPD) mengimpor bahan baku di tengah penguatan rupiah

"Kita minta afkir dini usia 55 minggu dan dibarengi pengurangan DoC minimal 15 juta per minggu di bulan Februari," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/1).

Menurut Singgih, yang juga anggota DPR dari Partai Golkar ini, usulan tersebut masih dalam pembahasan di Kementerian Pertanian (Kementan). Singgih bilang belum ada keputusan dan masih akan rapat.

Hal serupa juga diminta oleh Sekretaris Jenderal Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi. Sugeng bilang afkir dini akan menjadi solusi menjaga harga. "Agar ada keseimbangan suplai dan demand nantinya," terang Sugeng ketika dihubungi.

Baca Juga: Strategi Sierad Produce (SIPD) bidik pertumbuhan penjualan 15% tahun 2020

Afkir dini menjadi solusi mengingat kerja sama penjagaan harga dengan pengusaha integrator belum memberi hasil maksimal. Saat ini harga masih sekitar Rp 16.000 per kilogram (kg) hingga Rp 16.500 per kg.

Sementara harga produksi sendiri mencapai Rp 17.500 per kg hingga Rp 18.000 per kg. Angka itu juga masih di bawah harga acuan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebesar Rp 18.000 per kg.

Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) bidik pertumbuhan laba 15% tahun 2020

Peternak dan pengusaha integrator sepakat menjaga harga sesuai harga acuan. Namun, kebijakan tersebut masih belum bisa diterapkan saat ini karena kelebihan suplai. "Kita minta harga acuan yakni terendah Rp 18.000 per kg tetapi karena over supply kemampuanya hanya Rp 16.000 per kg," jelas Sugeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×