Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Lantas, Arifin menyampaikan bahwa pihaknya masih akan memantau kondisi harga minyak mentah dunia. Pemerintah juga masih menanti dampak kebijakan pemangkasan produksi oleh negara-negara OPEC dan non-OPEC sebesar 9,7 juta barel per hari pada bulan Mei-Juni 2020.
Di sisi lain, Arifin menyebut, konsumsi BBM di dalam negeri cenderung turun selama masa pandemi Corona. Dari data Kementerian ESDM, sepanjang bulan April lalu volume penjualan BBM nasional turun 26,4% dibandingkan kondisi sebelum pandemi Corona di bulan Januari-Februari.
Jika ditelusuri, sebenarnya sudah ada 8 dari 10 negara ASEAN yang sudah beberapa kali menurunkan harga BBM dalam dua bulan terakhir seiring merebaknya virus Corona dan anjloknya harga minyak dunia.
Berdasarkan data globalpetrolprices.com, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Filipina, Thailand, Laos, dan Singapura sudah menurunkan harga BBM. Sementara Indonesia belum juga memotong harga BBM sejak Februari silam. Globalpetrolprices.com tidak menyajikan data harga BBM di Brunei Darussalam.
Baca Juga: Begini nasib perusahaan BBM swasta di tengah wabah corona dan penurunan harga minyak
Walau belum terjadi penurunan harga BBM selama masa pandemi, Arifin mengklaim, harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah di antara negara-negara Asia Tenggara bahkan beberapa negara di dunia.
Sebagai contoh, mengutip data Kementerian ESDM yang merujuk data Global Petrol Price per 1 Mei 2020, harga bensin Ron 92 di Indonesia berada di kisaran Rp 9.000 per liter-Rp 9.125 per liter. Angka tersebut memang lebih murah ketimbang di Singapura yang mana harga bensin jenis tersebut dibanderol senilai Rp 20.899 per liter.
Namun, harga bensin Ron 92 di Indonesia masih lebih mahal ketimbang sejumlah negara seperti Vietnam yang menjual di harga Rp 7.146 per liter, Myanmar sebesar Rp 3.143 per liter, dan Kamboja sebesar Rp 8.203 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News