Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, kehadiran dua kebun baru yang diperoleh perseroan pasca mengakuisisi dua perusahaan kelapa sawit pada Desember 2018 lalu juga diyakini mampu menunjang kinerja operasional/produksi perseroan.
Terlebih, hal ini juga didukung oleh kapasitas produksi perseroan yang baru saja meningkat menjadi sebesar 570 ton tandan buah segar (TBS) pasca penambahan kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) sebesar 30 ton TBS per jam di Kutai Timur pada paruh kedua tahun lalu.
Dengan adanya peningkatan produksi, perseroan berharap bisa membukukan kinerja penjualan dan laba yang lebih baik dibanding tahun 2019. Sebagai informasi, DSNG mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar Rp 3,96 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Sillo Maritime (SHIP) dapat perpanjangan kontrak dari Petrochina International Jabung
Angka ini naik sekitar 18,87% bila dibandingkan dengan penjualan perseroan pada periode sama di tahun 2018 yang sebesar Rp 3,33 triliun. Sementara itu, laba dari operasi yang dilanjutkan atawa profit from continuing operations tercatat mengalami penurunan sekitar 73,10% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari yang semula sebesar Rp 229,52 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2018 menjadi Rp 61,72 miliar pada periode yang sama tahun 2019.
Selain meningkatkan volume produksi, DSNG juga berencana menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) yang lebih besar dibanding tahun lalu, yakni sekitar Rp 800 miliar - Rp 1 triliun setelah sebelumnya menganggarkan capex sebesar Rp 700 miliar-Rp 800 miliar pada tahun lalu.
“Alokasi untuk pembangunan PKS dan fasilitas Biogas, tanam baru, infrastruktur dan mesin. Sumber dana dari kas internal dan pinjaman perbankan,” ucap Jenti kepada Kontan.co.id (17/01).
Baca Juga: Harga minyak dibayangi sentimen sesaat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News