kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO baik, DSNG menargetkan bisa produksi 700.000 ton CPO tahun ini


Minggu, 19 Januari 2020 / 20:21 WIB
Harga CPO baik, DSNG menargetkan bisa produksi 700.000 ton CPO tahun ini
ILUSTRASI. Bagikan Dividen Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) Andrianto Oetomo (tengah) bersama Direksi dan Komisaris hadir pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) DSNG di Jakarta, Kamis (9/5). RUPST menyetujui membagikan dividen tunai kepada


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk siap memacu kinerja operasionalnya. Tahun ini, emiten sawit yang memiliki kode saham DSNG ini menargetkan bisa memproduksi sebanyak 700.000 ton minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

Sebagai perbandingan, angka ini relatif lebih tinggi apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada sepanjang tahun 2017 misalnya, produksi CPO perseroan hanya tercatat sebesar 403.638 ton. 

Baca Juga: Saham emiten CPO berpotensi bullish, berikut perusahaan yang layak dikoleksi

Sementara itu, realisasi produksi perseroan di tahun 2018 adalah sebesar 488.449 atau meningkat sekitar 21% dibanding tahun sebelumnya.

Direktur DSNG, Jenti Widjaja mengatakan upaya peningkatan produksi merupakan bagian dari strategi perseroan untuk memanfaatkan momentum harga CPO yang menurut Jenti mengalami lompatan harga luar biasa sejak November 2019 lalu.

Asal tahu saja, pelaku industri sawit memang tengah ketiban menikmati berkah dari tren harga CPO yang membaik. Seperti yang telah diberitakan Kontan.co.id (5/1), Harga CPO ditutup di level RM 3.052/ton pada akhir tahun lalu atau meningkat sekitar 45,36% sejak awal tahun 2019.

Jenti tidak memungkiri bahwa faktor musim berupa kemarau berkepanjangan yang terjadi pada tahun 2019 lalu bisa saja berdampak pada kinerja operasional/produksi perseroan di tahun ini.

Baca Juga: Cisadane Sawit (CSRA) Maksimalkan Momentum Kenaikan Harga CPO

Namun demikian, Ia mengaku cukup optimis bisa mengejar atau setidaknya mencatatkan volume produksi mendekati target oleh karena berbagai upaya yang telah dilakukan perseroan untuk menjaga produksi di tahun sebelumnya.

“Sepanjang tahun 2019 lalu, meskipun harga CPO sangat rendah, aplikasi pupuk kami tetap normal dan tidak dipotong,” ujar Jenti kepada Kontan.co.id (17/01).

Selain itu, kehadiran dua kebun baru yang diperoleh perseroan pasca mengakuisisi dua perusahaan kelapa sawit pada Desember 2018 lalu juga diyakini mampu menunjang kinerja operasional/produksi perseroan.

Terlebih, hal ini juga didukung oleh kapasitas produksi perseroan yang baru saja meningkat menjadi sebesar 570 ton tandan buah segar (TBS) pasca penambahan kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) sebesar 30 ton TBS per jam di Kutai Timur pada paruh kedua tahun lalu.

Dengan adanya peningkatan produksi, perseroan berharap bisa membukukan kinerja penjualan dan laba  yang lebih baik dibanding tahun 2019. Sebagai informasi, DSNG mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar Rp 3,96 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2019 lalu.

Baca Juga: Sillo Maritime (SHIP) dapat perpanjangan kontrak dari Petrochina International Jabung

Angka ini naik sekitar 18,87% bila dibandingkan dengan penjualan perseroan pada periode sama di tahun 2018 yang sebesar Rp 3,33 triliun. Sementara itu, laba dari operasi yang dilanjutkan atawa profit from continuing operations tercatat mengalami penurunan sekitar 73,10% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari yang semula sebesar Rp 229,52 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2018 menjadi Rp 61,72 miliar pada periode yang sama tahun 2019.

Selain meningkatkan volume produksi, DSNG juga berencana menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) yang lebih besar dibanding tahun lalu, yakni sekitar Rp 800 miliar - Rp 1 triliun setelah sebelumnya menganggarkan capex sebesar Rp 700 miliar-Rp 800 miliar pada tahun lalu. 

“Alokasi untuk pembangunan PKS dan fasilitas Biogas, tanam baru, infrastruktur dan mesin. Sumber dana dari kas internal dan pinjaman perbankan,” ucap Jenti kepada Kontan.co.id (17/01).

Baca Juga: Harga minyak dibayangi sentimen sesaat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×