Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang cukup tajam di dunia, memberikan angin segar bagi kinerja PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP). Untuk memanfaatkan momentum ini, UNSP terus mengoptimalisasi produktivitas pabriknya.
Sebagai informasi, di 2020 UNSP mengoperasikan lima pabrik minyak kelapa sawit dengan total kapasitas produksi 225 ton TBS per jam. Kelima pabrik tersebut memiliki lokasi yang berdekatan dengan area kebun kelapa sawit yang berlokasi di Kisaran dan Labuhan Batu (Sumatra Utara), Pasaman (Sumatra Barat), Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat (Jambi).
Direktur Bakrie Sumatera Plantations, Andi W. Setianto memaparkan di tengah peningkatan harga komoditas sawit CPO dunia dari level rata-rata bulanan US$ 640 per ton CIF Rotterdam di semester I 2020 menjadi US$ 1.100 di semester I 2021, UNSP melakukan optimalisasi produktivitas pabrik.
"Kami juga melakukan pembelian buah sawit dari petani yang tidak memiliki pabrik, sekaligus membantu kesejahteraan mereka," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (18/10).
Baca Juga: Penjualan Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) tumbuh 56,05% di semester I-2021
Naiknya harga komoditas sawit memberikan katalis positif bagi kinerja UNSP. Buktinya saja, pada semester I 2021, UNSP mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 56% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,77 triliun dari sebelumnya Rp 1,13 triliun di semester I 2021.
Atas pencapaian itu, terjadi peningkatan laba kotor hingga 306% yoy menjadi Rp 469 miliar dan peningkatan laba operasi sampai 337% yoy menjadi Rp 234 miliar.
Adapun UNSP mampu membalikan EBITDA dari yang sebelumnya minus Rp 7,06 miliar di semester I 2020 menjadi Rp 332,52 miliar atau melonjak hingga 4.807% yoy. Alhasil, rugi bersih perusahaan sawit ini dapat tergerus menjadi Rp 238,24 miliar dari sebelumnya Rp 386 miliar di semester I 2020.
Baca Juga: Produksi CPO tumbuh, Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) fokus replanting