kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO terus turun, keuntungan petani berkurang


Kamis, 28 Mei 2015 / 17:35 WIB
Harga CPO terus turun, keuntungan petani berkurang
ILUSTRASI. Laba Harum Energy (HRUM) Merosot 54,8% Hingga Kuartal III-2023


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Mesti Sinaga

JAKARTA. Bisnis kepala sawit masih dirundung mendung. Sepanjang April lalu, harga rata-rata minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) di pasar global hanya US$ 654,6 per metrik ton, turun sekitar 1% dibanding harga di bulan Maret yang sebesar US$ 662 per metrit ton.

Penurunan ini membuat harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani sawit ikut anjlok. Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsjad mengatakan, saat ini harga TBS di tingkat petani sawit sebesar Rp 1.400 per kilogram (kg). Harga tersebut lebih rendah dibanding bulan lalu yang mencapai sebesar Rp 1.600 per kg.

Penurunan harga TBS ini membuat keuntungan petani sawit berkurang. "Memang petani sawit tidak rugi, tapi keuntungannya berkurang," ujar Asmar kepada KONTAN, Kamis (28/5).

Menurut Asmar, penurunan harga TBS ini disebabkan oleh turunnya harga CPO global dan ditekennya Perpres tentang Penetapan Pengutipan Dana Pembangunan Dana Dukungan Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan atau crude palm oil (CPO).

Melalui Perpres tersebut pemerintah akan memotong US$ 50 per kg untuk ekspor produk CPO dan US$ 30 per kg untuk produk turunan CPO.

Asmar mengatakan biaya produksi sawit di tingkat petani sejauh ini sebesar RP 800 per kg. Namun petani khawatir terhadap kenaikan harga sarana produksi, seperti pupuk, alat-alat pertanian dan berbagai keperluan sawit lainnya. Bila berbagai keperluan sarana produksi sawit ini terus naik, maka petani bakal kelimpungan.

Kata Asmar, petani sawit kini berharap pada kebijakan baru pemerintah terkait program mandatori bahan bakar nabati 15% berbasis CPO (B15) yang mulai berjalan 1 April 2015 lalu.

Amar yakin, di awal 2017 dampak dari program ini sudah bisa mengerek harga CPO di pasar global, karena meningkatnya konsumsi nasional dan berkurangnya ekspor CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×