Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren harga komoditas emas yang cenderung lesu di awal tahun, tidak melunturkan optimisme produsen atau perusahaan tambang emas terhadap prospek tahun ini. Mengutip Bloomberg, sepanjang year to date (ytd) harga emas di pasar spot cenderung bergerak lesu atau koreksi 6,68% ke level US$ 1.771,44 per ons troi per Jumat (16/4). Sekedar mengingatkan, akhir 2020 harga emas spot ditutup pada level US$ 1.898,36 per ons troi.
SVP Corporate Secretary PT Aneka Tambang (Antam) Kunto Hendrapawoko mengungkapkan, sejauh ini perusahaan tersebut melihat prospek bisnis emas domestik yang sangat baik di 2021. Optimisme itu pulalah yang membuat perusahaan dengan konde emiten ANTM tersebut kembali menargetkan penjualan emas di pasar domestik dengan berfokus pada peluang-peluang efisiensi sehingga mampu meningkatkan margin dan laba segmen operasi logam mulia dan pemurnian.
Apalagi, sepanjang kuartal I-2021 Kunto mengungkapkan kalau volume penjualan emas Antam sudah on track dengan target yang ditetapkan. Sayangnya, untuk detail terkait kinerja lebih lanjut akan diinformasikan lewat keterbukaan informasi.
"Untuk komoditas emas, kami menargetkan produksi di 2021 sebesar 1,37 ton emas dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung dengan tingkat penjualan emas mencapai 18 ton emas," kata Kunto kepada Kontan, Senin (19/4).
Baca Juga: Pegadaian prediksi transaksi gadai emas turun jelang Lebaran, ini penyebabnya
Selanjutnya, tahun ini Antam bakal fokus pada pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri. Langkah tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan pemintaan emas di pasar domestik.
Di samping itu, Antam juga terus melakukan inovasi produk logam mulia, seperti melalui peluncuran produk logam mulia Edisi Imlek Tahun Kerbau pada awal Februari 2021 lalu dan peluncuran produk logam mulia edisi Idul Fitri pada awal April 2021 ini.
Ke depan, perusahaan tambang emas tersebut memiliki komitmen untuk dapat memberikan nilai dan kinerja yang solid bagi para stakeholder dan shareholder. Kunto menekankan kalau komitmen Antam adalah menjaga kinerja dan mempertahankan pertumbuhan profitabilitas dan market share.
"Terutama untuk produk emas, sudah menjadi bagian dari strategi operasi Perusahaan, terlebih produk logam mulia Antam merupakan leading brand di Indonesia," jelasnya.
Selanjutnya, dengan melihat tingginya minat masyarakat terhadap investasi emas saat ini, manajemen Antam optimistis dapat memaksimalkan produksi dan penjualan emas di 2021. Kunto juga berharap tren positif masih akan terus berlanjut.
"Kami juga senantiasa memperkuat bisnis logam mulia melalui inovasi produk dan perluasan pasar. Saat ini Antam menerapkan sistem transaksi online untuk penjualan logam mulia," ungkapnya.
Sekertaris Perusahaan PT United Tractors Sara K Loebis mengungkapkan, kalau pihaknya masih mempertahankan target penjualan emas untuk tahun ini. Mengutip laporan keuangan 2020, diketahui segmen pertambangan emas berkontribusi 12% terhadap total pendapatan bersih konsilidasi UNTR atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 9%. Dimana, jumlah pendapatan bersih segmen penambangan emas mencapai Rp 7 triliun yang berasal dari 320.000 ons penjualan setara emas.
"Proyesi gold sales kami (di 2021) year end masih 340.000 ons atau sudah sesuai kapasitas. Untuk aktual dan proyeksi harga tidak dapat kami disclose," kata Sara kepada Kontan, Jumat (16/4).
Baca Juga: Punya beragam tambang logam, simak rekomendasi saham Bumi Resources Minerals (BRMS)
Adapun segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Pada 2020 total penjualan setara emas mencapai 320 ribu ons atau turun 22 % dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebanyak 410 ribu ons.
Pada berita Kontan sebelumnya, diketahui selama Januari-Februari 2021, penjualan emas UNTR melalui tambang emas Martabe mencapai 66.200 gold equivalent ounces (GEOs), atau naik 0,91% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu yakni 65.600 GEOs. Penjualan emas di Februari cenderung menurun dibandingkan bulan lalu yang mencapai 35.000 GEOs menjadi 31.000 GEOs.
Sementara itu, PT Bumi Resources Minerals (BRMS) fokus ekspansi dan menambah umur produktif tambang milik perusahaan. Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengungkapkan, fokus perusahaan tahun ini tidak sekedar membangunan pabrik pengolahan bijih emas baru di Palu.
"Fokus BRMS saat ini adalah untuk melakukan aktifitas pengeboran di beberapa prospek emas di lokasi tambang Paboya (Palu, Sulawesi)," katanya kepada Kontan, Senin (19/4).
Adapun dana yang akan digunakan untuk kegiatan pengeboran prospek emas di Palu sebesar US$ 23 juta. Dimana, sumber pendanaan tersebut berasal dari dana rights issue yang prosesnya tengah berjalan saat ini. Estimasinya, penambahan cadangan dari pengeboran tersebut berkisar 15 juta ton hingga 20 juta ton bijih cadangan dan sumber daya.
"Target pengeboran sebagian selesai di akhir 2021, dan sebagian akan selesai di pertengahan 2022," paparnya.
Selanjutnya, Herwin menjelaskan kalau BRMS bakal melakukan pengeboran dan pengembangan di lokasi tambang emas di Motomboto (Gorontalo, Sulawesi). Adapun dana yang digunakan untuk rencana tersebut mencapai US$ 5 juta yang sumbernya juga berasal dari dana right issue.
BRMS juga akan menyisihkan US$ 48 juta dana right issue untuk membangun pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 4.000 ton per hari di Palu. Sebagai informasi, sat ini Palu baru memiliki satu pabrik pengolahan dengan kapasitas 500 ton bijih per hari dan sudah beroperasi sejak Februari 2020. Pembangunan pabrik dari dana right issue tersebut akan dimulai pada pertengahan 2022 dan diharapkan bisa selesai di awal 2024.
Selain itu, tahun ini BRMS juga menyiapkan capital expenditure atau belanja modal US$ 105 juta untuk rencana ekspansi di sepanjang 2021. Dari jumlah tersebut, rencananya sebanyak US$ 70 juta bakal digunakan untuk pembangunan pabrik bijih emas di Palu, US$ 30 juta untuk pengeboran di Poboya Palu dan US$ 5,25 juta untuk pengeboran di Motomboto, Gorontalo.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di kuartal III-2020, BRMS berhasil bukukan pendapatan US$ 4,17 juta atau naik 20,52% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 3,46 juta. Alhasil, hingga September 2020 perusahaan tambang tersebut bukukan laba bersih naik 139,6% ke level US$ 1,01 juta.
Adapun sumber kinerja positif BRMS tahun lalu didukung penjualan dari tambang emas di Palu, dimana hingga September 2020 sales revenue naik hampir 50%.
Selanjutnya: Penyokong emiten sektor logam bergantung pada prospek kenaikan harga nikel & tembaga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News