kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga gas industri turun, industri oleochemical bisa berhemat hingga Rp 1,2 triliun


Rabu, 15 April 2020 / 17:23 WIB
Harga gas industri turun, industri oleochemical bisa berhemat hingga Rp 1,2 triliun
ILUSTRASI. Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas. ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia sambut harga gas industri yang turun menjadi US$ 6 per MMBTU. Adanya penurunan harga gas ini akan membantu industri oleochemical menghemat pembelian bahan baku gas Rp 0,8 triliun hingga  Rp 1,2 triliun per tahun.  

Sebagai informasi, turunnya harga gas industri tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM No.8 Tahun 2020 tentang Cara Penetapan Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.

Baca Juga: Harga gas industri turun, pebisnis keramik yakin bisa pukul balik keramik impor

Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemicals Indonesia (APOLIN), Rapolo Hutabarat menyatakan rasa terima kasihnya kepada pemerintah. Katanya upaya yang dilakukan pemerintah adalah bentuk komitmen untuk menjalankan amanah Perpres No. 40 tahun 2016 yang lalu, bahwa harga gas industri adalah U$ 6 per MMBTU.

"Selama ini harga beli gas oleh industri oleochemical Indonesia bervariasi antara US$ 10 per MMBTU - US$ 12 per MMBTU tergantung lokasi dan supplier gasnya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4). 

Rapolo menjelaskan di industri oleochemical, gas digunakan sebagai bahan baku yang terdiri dari dua kelompok atau lini produksi yaitu lini fatty acid gas dan lini fatty alcohol. Rinciannya fatty acid gas menggunakan gas di kisaran 17% - 22%, sedangkan lini fatty alcohol peranan gas sebagai bahan baku berkisar 30%-35%. "Jadi cukup signifikan," tandasnya. 

Secara keseluruhan, adanya penurunan harga gas ini, lanjut Rapolo, industri oleochemical lndonesia bisa menghemat biaya pembelian bahan baku gas sebesar Rp  0,81 triliun - Rp 1,2 triliun per tahun. 

Baca Juga: Ada virus corona, Pertamina buka opsi pemunduran target digitalisasi SPBU

Rapolo mengungkapkan penghematan biaya ini akan dimanfaatkan perusahaan oleochemical untuk meningkatkan kapasitas olah pabrik, investasi baru, menambah jumlah tenaga kerja, serta melakukan penetrasi pasar ekspor.  

Mau bagaimana pun, Rapolo bilang daya saing industri oleochemical Indonesia sudah meningkat dibandingkan sebelum adanya penurunan harga gas. Artinya, penurunan harga gas makin menambah daya saing. 

Oleh karenanya, katalis positif karena harga gas turun akan dimanfaatkan industri oleochemical untuk makin agresif memperdalam pasar ekspor. "Tujuan utama pasar produk-produk oleochemical lndonesia adalah untuk pasar ekspor seperti Uni Eropa, Tiongkok, lndia, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika," jelasnya. 

Tak lupa dengan pasar dalam negeri, Rapolo bilang pasar lokal akan tetap dijaga dan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan industri seperti kebutuhan rumah tangga (sabun dan deterjen), industri ban, industri baja, kosmetik, oleofood, dll.

Baca Juga: Penurunan harga gas industri dinilai bisa surutkan pemanfaatan gas bumi

Sebagai informasi saja, di tengah pandemi Corona, industri oleochemical justri mencetak pertumbuhan volume ekspornya. Periode Januari 2020 naik 31,7% year on year (yoy) dan Februari 2020 naik 14,4% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×