Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Harga gula di pasar ritel cenderung naik sejak awal tahun. Tren kenaikan harga tersebut diprediksi akan mencapai puncak pada bulan Ramadan tiba.
Namun, hal berbeda terlihat dari harga gula dari petani atau gula yang dilelang. Harga gula petani itu malah mencatat penurunan, seiring masa puncak panen tebu dan musim giling tebu menjadi gula Agustus mendatang.
Namun, perbedaan harga itu dinilai lumrah oleh Colosewoko, Wakil Sekjen Gabungan perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI). "Tren kenaikan harga gula di pasar (ritel) karena faktor psikologis," terang Colosewoko di Jakarta, Senin (25/6).
Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga rata-rata gula nasional beberapa minggu terakhir telah mengalami kenaikan.
Pada akhir pekan lalu, harga rata-rata gula nasional sudah mencapai Rp 12.792 per kilogram (kg), atau naik 22% dibandingkan awal tahun yang hanya Rp 10.481 per kg. Bahkan di Ambon, harga gula melonjak hingga Rp 15.000 per kg.
Colosewoko bilang, tren kenaikan harga gula di ritel karena stok persediaan gula di tingkat pedagang dan pengncer belum stabil. Periode Januari-April lalu stok gula masih lancar karena persediaan gula hasil penggilingan tahun lalu masih mencukupi.
Hal berbeda terjadi pada harga di petani. Colosewoko bilang, harga lelang gula petani hanya ada dikisaran Rp 11.000 per kg, atau turun 5% dibandingkan awal Juni lalu sebesar Rp 11.600 per kg. "Kemungkinan bulan Agustus mendatang harga lelang gula bisa turun jadi Rp 10.000 per kg," ujar Colosewoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News