kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Mahal, PTPN III Perkenalkan Dua Produk Pupuk dan Tiga Bahan Tanaman


Selasa, 27 September 2022 / 09:58 WIB
Harga Mahal, PTPN III Perkenalkan Dua Produk Pupuk dan Tiga Bahan Tanaman
ILUSTRASI. PT Rajawali Nusnatara Indonesia (Persero) bersama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (PTPN III), Perum Perhutani, dan PT Kawasan Industri Mekassar (Persero) (KIMA) menggelar Jalan Sehat 5 Km, di Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bersama Perum Perhutani rajin menggelar produk unggulan hasil kerja sama riset dengan Indonesia Plantation & Forestry Research Institute (IPFRI). Terbaru, hasil kerjasama itu melincurkan dua produk pupuk bernama Glow Green dan Biosilac, serta tiga bahan tanaman bernama Kakao Varietas ICCRI 09, Klon Jati, dan Klon Kayu Putih.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani menyatakan, saat ini, beberapa tantangan ada di depan sektor perkebunan dan kehutanan. Yakni mahalnya harga pupuk, perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu akibat dari climate change, serta produktivitas beberapa komoditas perkebunan dan kehutanan yang masih rendah.

“Oleh karenanya, peran dari research institute menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan, sekaligus daya saing dari sebuah korporasi,” ujar Ghani, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Senin (26/9). 

Baca Juga: Gaet Petani, PTPN III Melalui Pabrik Glenmore Telah Memproduksi 13.100 Ton Gula

Abdul Ghani mengatakan, holding Perkebunan Nusantara dan Perhutani, terus berkomitmen untuk menjadikan Indonesia Plantation and Forestry Research Institute (IPFRI) sebagai ujung tombak riset di bidang perkebunan dan kehutanan. “Kami menjadikan IPFRI sebagai one stop serving bagi kebutuhan teknologi, produk, proses, lingkungan, jasa, dan ekonomi, serta kebijakan di bidang perkebunan dan kehutanan,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, menyampaikan, bahwa sejak dibentuknya IFRI, pihaknya terus berkoordinasi dengan PTPN Group untuk turut berkontribusi aktif mengembangkan inovasi melalui riset terhadap produk-produk kehutanan. “Kita harapkan dari IFRI muncul tallent-tallent yang bisa berstanbdar internasional dan menghasilkan produk inovasi tinggi,” ujarnya.

Dengan adanya IPFRI, maka ke depan BUMN klaster perkebunan dan kehutanan diharapkan bisa menjawab tantangan tersebut. “Dengan kekuatan yang ada, kita bisa terus meningkatkan produksi gula konsumsi, sehingga 5 tahun mendatang, Indonesia bisa mencapai swasembada gula konsumsi. 

Baca Juga: PTPN III Dirikan Sub Holding Palm Co Menuju IPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×