Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga jagung terus mengalami tren penurunan sejak Maret hingga Juli ini. Meski harga jagung melandai. Namun harga pakan ternak tak lantas langsung turun. Sekalipun bahan baku pakan ternak mayoritas berasal dari jagung.
Desianto Budi Utomo, Sekjen Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) mengatakan, penurunan harga jagung internasional memasuki pertengahan Juli ini baru akan terasa empat minggu sampai enam minggu ke depan. Sebab, kontrak harga sudah lebih dahulu dilakukan sebelum harga turun.
Hari ini (14/7) harga jagung internasional turun lagi menjadi US$ 3,8 per bushel pada nilai kontrak Chicago Board of Trade. Harga jagung kemarin lebih rendah dibandingkan awal Juli mencapai US$ 4,42 per bushel atau pada bulan Maret US$ 5,13 per bushel. Sementara harga jagung lokal juga belum beranjak dari harga Rp 3.300 per kilogram (kg) hingga Rp 3.400 per kg.
Meski harga jagung turun tak lantas membuat harga pakan ternak menyusut. Desianto mengatakan, sekalipun komponen untuk pakan ternak mencapai 50% adalah jagung. Namun, komponen harga pakan ternak juga dipengaruhi bahan baku pakan lain.
"Komponen produk pakan ternak ada juga yang diimpor dan harganya tidak turun. Sehingga kalau harga jagung internasional turun hingga 15%. Belum tentu harga pakan ternak juga turun sebesar itu. Bisa saja lebih kecil," kata Desianto pada Senin (14/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News