kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga pangan melonjak, Ikappi beri saran ke pemerintah


Senin, 04 Januari 2021 / 16:49 WIB
Harga pangan melonjak, Ikappi beri saran ke pemerintah
ILUSTRASI. Ikappi meminta pemerintah melakukan intervensi agar pasokan bahan kedelai ke perajin tempe-tahu mencukupi.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, pada awal tahun 2021 ini sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga.

Pertama, naiknya harga kedelai. Perajin tempe-tahu mengeluhkan naiknya harga kedelai yang merupakan bahan baku utama. Perajin tempe-tahu sempat meminta pedagang pasar untuk menaikkan harga di pasaran. Namun karena daya beli masyarakat, pedagang tidak menaikkan harga.

Abdullah meminta pemerintah melakukan intervensi agar pasokan bahan kedelai ke perajin tempe-tahu mencukupi. Salah satunya dengan mengumpulkan importir kedelai agar stok kedelai yang dimilikinya diturunkan ke pasaran dan dijual dengan harga murah seperti saat mengimpor kedelai tersebut.

“Sekjen Kemendag menyatakan stok (kedelai) melimpah, kedelai masih aman, masih 450.000 ton yang ada di Indonesia. Tapi di sisi lain pemerintah tidak mengintervensi importir untuk mengeluarkan kedelai di pasaran dengan harga yang sebelumnya. Diintervensi saja importir yang punya stok, turunkan dilapangan dengan harga yang murah sehingga tidak ada gejolak,” kata Abdullah saat dihubungi, Senin (4/1).

Baca Juga: Cabai dan Telur Memicu Kenaikan Harga Pangan

Kedua, naiknya harga cabai rawit. Ikappi mengatakan, produksi cabai mengalami penurunan sehingga pasokan ke pasar juga menurun. Khusus cabai rawit merah, harganya terbilang cukup tinggi karena memang produksinya tidak banyak.

“Yang pertama telat karena natal dan tahun baru, libur ya, telat panen, telat distribusi sehingga di pasar stoknya ngga ada, stoknya berkurang ini membuat harga tinggi, sampai Rp 90.000/Kg,” kata dia.

Lebih lanjut, Abdullah mengatakan, sejumlah komoditas pangan lain mengalami kenaikan meski tidak terlalu signifikan. Seperti bawang merah yang harganya saat ini dikisaran Rp 33.500 – Rp 34.000/Kg dari harga normal yang sekitar Rp 30.000/Kg. Selain itu, komoditas pangan lain terbilang relatif aman seperti beras dan daging.

Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, Abdullah mengatakan, komoditas pangan setidaknya mengalami kenaikan harga dalam beberapa fase. Fase pertama menjelang natal, fase kedua akhir desember menjelang tahun baru, dan fase ketiga setelah tahun baru. Kenaikan harga itu disebabkan karena sejumlah hal. Diantaranya, terhambatnya distribusi atau kurangnya pasokan.

“Pandemi ini dan kesiapan pemerintah belum bisa meyakinkan kita,” kata Abdullah.

Selanjutnya: Produksi turun, harga cabai diproyeksi masih akan terus meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×