Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Per 10 Februari 2019 lalu, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) turun sebesar Rp 100 per liter. Harga Jenis BBM Khusus Penugasan (JBPK) tersebut kini menjadi Rp. 6.450 per liter di Jamali, sama dengan di wilayah lainnya di Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan memastikan penurunan harga tersebut. "Kami mendapatkan informasi (dari Pertamina), harga Premium di Jamali telah disamakan dengan di luar Jamali, jadi turun Rp 100 (per liter)" kata Jonan di depan Komisi VII DPR RI saat Rapat Kerja, pada Senin (11/2).
Sejumlah anggota Komisi VII pun merespon kebijakan ini. Salah satunya datang dari Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Gerindra, Ramson Siagian. Ia menilai, penurunan harga Rp 100 per liter ini menjadi percuma jika pasokan Premium di sejumlah daerah sering mengalami kelangkaan.
Pasalnya, menurut data yang telah dikumpulkan Ramson, tak sedikit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang pada prakteknya kesulitan mendapatkan Premium. Sehingga, Ramson meminta supaya penurunan harga ini harus dibarengi dengan pasokan Premium yang mencukupi permintaan masyarakat. "Harga turun harus ada barangnya. Kalau tidak ada barangnya, jadi yang turun apanya? percuma," kata Ramson.
Ramson mencontohkan, berdasarkan data yang ia peroleh dari Daerah Pemilihan (Dapil)-nya, ada lima SPBU di wilayah Pemalang dan Pekalongan Jawa Tengah yang tidak memiliki stok Premium. Dalam kesempatan tersebut, Ramson pun mengungkapkan dengan detail alamat dari kelima SPBU itu. "Itu ada di Jalan Raya Pantura (Pantai Utara) maupun di dalam. Premium tidak ada, saya ingin mendengar penjelasannya," tanya Ramson.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Jonan pun menjelaskan bahwa sebagai BBM Penugasan, Premium memang tidak dipasok untuk semua SPBU. Namun, Jonan tidak hafal jumlah SPBU yang memiliki pasokan Premium. "Karena ada yang memang tidak ada. Jadi tidak semua ada penyaluran Premium," jelasnya.
Dalam hal ini, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengklaim bahwa pasokan Premium dari Pertamina sudah sesuai dengan kuota. Ia pun bahkan menegaskan bahwa tidak ada pengurangan pasokan dan kuota Premium yang dikirim ke SPBU.
Nicke menjelaskan, hingga saat ini, dari 5.518 SPBU di bawah koordinasi Pertamina, sebanyak 4.431 SPBU menjual Premium. Adapun, kuota Premium yang dipasok Pertamina untuk tahun 2019, masih sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 10,5 juta kiloliter.
Nicke pun menjamin tidak ada kebijakan untuk mengurangi jumlah pasokan atau SPBU yang melayani Premium. "Jadi 80% (SPBU Pertamina) masih jual Premium, kuota tahun ini masih sama dengan tahun lalu. Tidak ada kebijakan untuk menurangi pengiriman," katanya.
Nicke juga mengklaim, pihaknya akan terus melakukan pemantauan, dan menerima laporan dari masyarakat melalui call center 135. Ia bilang, pihaknya akan segera menindaklanjuti jika terjadi kelangkaan dan tetap akan memberikan pasokan yang cukup sesuai dengan kebutuhan masyarkat.
"Kami distribusikan sesuai dengan sebaran. Kalau di beberapa daerah terjadi kelangkaan, kita akan tindak lanjuti. Kita siapkan pasokan yang cukup," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News