kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga Sejumlah Komoditas Masih Tinggi, Harga Alat Berat Bakal Naik?


Rabu, 16 Februari 2022 / 19:57 WIB
Harga Sejumlah Komoditas Masih Tinggi, Harga Alat Berat Bakal Naik?
ILUSTRASI. Alat berat bekerja di proyek jalan Bojonggede-Parung, Senin (5/6). KONTAN/Baihaki/5/10/2020


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah komoditas masih berada di posisi tinggi setelah menunjukkan tren kenaikan sejak tahun lalu. Seturut hal ini, permintaan alat berat diproyeksikan bisa menanjak di tahun 2022. 

Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) bahkan merencanakan produksi alat berat di 2022 bisa melonjak hingga 9.000 unit atau bahkan lebih, naik bila dibandingkan realisasi produksi alat berat di tahun 2021 yang berjumlah 6.740 unit.

Tingginya harga komoditas disikapi secara beragam oleh para pemain alat berat. Ada yang sudah mantap memutuskan penyesuaian harga, ada pula yang masih mengkaji perkembangan yang ada. 

PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) misalnya. Emiten alat berat berkode saham KOBX itu telah melakukan penyesuaian harga per tahun 2022 ini. Hal ini diputuskan setelah melihat tren harga komoditas baja serta kebijakan harga jual alat berat pada pemain lainnya.

Baca Juga: Permintaan Alat Berat Terungkit, Begini Agenda Bisnis Trakindo Tahun Ini

“Kenaikan harga komoditas baja ditambah dengan keterbatasan kapal dan container yang terjadi sejak tahun lalu membuat hampir seluruh produsen alat berat untuk meningkatkan harga jual. Oleh karena itu per 2022 kami juga telah melakukan penyesuaian terhadap harga jual seiring dengan kondisi di pasar,” terang Direktur Utama KOBX, Andry B. Limawan kepada Kontan.co.id (16/2).

Saat ini, sebagian besar penjualan alat berat KOBX didominasi oleh penjualan alat berat pertambangan. Sub segmen penjualan alat berat tersebut bisa berkontribusi sampai 60%-70% dalam total pendapatan konsolidasi KOBX. Pendapatan biasanya berasal dari alat berat non tambang, serta pendapatan dari segmen-segmen usaha lainnya.

Sepanjang tahun 2021 lalu, bisnis unit alat berat pertambangan KOBX ikut mendaki seturut tren kinerja positif sektor industri pertambangan. KOBX memperkirakan, penjualan alat berat pertambangan perusahaan tumbuh signifikan, persisnya yakni sebesar 365% year-on-year (yoy) secara  nilai, dan tumbuh 428% yoy secara kuantitas jika dibandingkan realisasi penjualan 2020.

KOBX optimistis, bisnis alat berat di tahun 2022 masih dalam tren positif. Untuk mengerek kinerja, KOBX berencana melengkapi portofolio produk dengan beberapa merk untuk sektor non tambang dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk meningkatkan portofolio pendapatan yang berimbang.  “Terkait target 2022 belum dapat kami sampaikan saat ini,” ujar Andry.

Berbeda dengan KOBX, pemain alat berat lainnya, PT Intraco Penta Tbk (INTA) masih mencermati kebutuhan pasar dan harga dari pihak prinsipal.  “Terkait harga akan disesuaikan dengan kebutuhan market dan harga dari pihak prinsipal. Saat ini, kami masih mengkaji hal tersebut,” ujar Sekretaris Perusahaan INTA, Astri Duhita Sari kepada kontan.co.id (16/2).

Baca Juga: Hinabi Proyeksikan Produksi Alat Berat Tahun Ini Tembus 9.000 Unit

Sama seperti KOBX, INTA juga optimistis dalam melihat prospek bisnis alat berat tahun ini. Kontan.co.id mencatat, INTA sudah memasang target penjualan alat berat sebanyak 409 unit atau dengan nilai sebesar Rp 348 miliar hingga akhir tahun 2022. Target tersebut meningkat sekitar 39% secara  secara nilai dan naik  sekitar 17% secara jumlah unit jika dibandingkan dengan penjualan selama tahun 2021 lalu.

Di bulan Januari 2022 lalu, INTA sudah merealisasikan penjualan alat berat sebanyak 38 unit dengan nilai Rp 44,8 miliar. Menurut penjelasan manajemen, capaian itu dipengaruhi oleh strategi INTA untuk juga melayani penjualan alat berat di sektor non tambang.

Sementara itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) masih enggan buka-bukaan soal rencana kebijakan harga jual alat beratnya untuk tahun ini.  “Mengenai kebijakan harga, mohon maaf tidak dapat kami sampaikan,” ujar Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis saat dihubungi Kontan.co.id (16/2).

UNTR optimistis, penjualan alat berat UNTR masih bisa bertumbuh pada tahun ini. UNTR memproyeksi, bisa naik sekitar 23%-25% dibanding realisasi penjualan tahun lalu.

UNTR belum merilis realisasi penjualan alat berat tahun 2021 untuk setahun penuh. Sepanjang Januari-November 2021 lalu, UNTR membukukan penjualan alat berat Komatsu sebanyak 2.950 unit, naik 99,18% dari realisasi penjualan Komatsu pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 1.481 unit.

Penjualan alat berat pada Januari-November 2021 tersebut didominasi oleh sektor pertambangan, yakni sebanyak 53%, disusul ke sektor konstruksi sebanyak 25%, sektor kehutanan sebanyak 12%, dan sektor agribisnis sebanyak 10%.

Di tahun 2022 ini, UNTR berstrategi untuk Intensif berkoordinasi dengan prinsipal guna memastikan pemenuhan permintaan yang ada. Layanan purna jual juga tidak luput dalam perhatian dan strategi UNTR tersebut.

Proyeksi UNTR, sektor pertambangan dan konstruksi masih akan mendominasi penjualan alat berat UNTR tahun ini. “Demand dari sektor pertambangan dan konstruksi adalah yang tertinggi,” tutur Sara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×