kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hari ini, PJB resmikan PLTS Cirata 1 MW


Kamis, 15 Oktober 2015 / 08:22 WIB
Hari ini, PJB resmikan PLTS Cirata 1 MW


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

PURWAKARTA. Hari ini, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) meresmikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata, di Purwakarta, Jawa Barat. PLTS tersebut memiliki kapasitas pembangkit 1 Mega Watt (MW).

Muljo Adji, Plt Direktur Utama PT PJB, menuturkan bahwa PJB sudah memiliki rencana pengembangan PLTS sejak tahun 1987. "Mulai tahun 1991, kami sudah memiliki PLTS di Unit Pembangkitan (UP) Muara Karang dan UP Muara Tawar. Hanya kapasitasnya kecil, cuma 5 Kwh," kata Muljo di Purwakarta, Rabu (14/10).

Adapun PLTS Cirata yang diresmikan hari ini, Kamis (15/10), memiliki kapasitas pembangkit jauh lebih besar dari PLTS lain milik PT PJB, yakni 1 MW. Selain itu, PLTS Cirata juga menjadi riset center bagi pengembangan PLTS di seluruh Indonesia kelak.

"Hal ini untuk mendukung kebijakan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membangun pembangkit di ribuan pulau terpencil," ujar Muljo.

Muljo menegaskan PLTS adalah alternatif menyediakan pasokan listrik untuk wilayah terpencil dengan jumlah penduduk sedikit. Sebab PLTS tidak membutuhkan infrastruktur sebesar dan serumit jika menggunakan pembangkit dengan sumber energi lain seperti PLTA atau PLTU.

"Ini menjadi kontribusi bagi program pemerintah tahun 2025 dimana sumber energi listrik kita 20% berasal dari energi terbarukan termasuk PLTS," jelas Muljo.

Hanya saja, Muljo mengakui, investasi pembangunan PLTS memang mahal. PLTS di Cirata ini saja menelan dana Rp 28 miliar dari kocek PT PJB. Padahal kecenderungan di luar negeri biayanya justru menurun. Karena bahan baku solar cellnya masih impor.

"Di Indonesia tidak ada pabrik solar sel. PJB membuka investor asing untuk bangun pabrik solar cell. Jika terwujud, harganya akan langsung drop. Tapi harus didukung kebijakan pemerintah misalkan Indonesia berkomitmen bangun PLTS 75 MW setiap tahun," pungkas Muljo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×