kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Rencana Ekspor Listrik Indonesia ke Singapura Makin Benderang


Jumat, 13 Juni 2025 / 13:40 WIB
Rencana Ekspor Listrik Indonesia ke Singapura Makin Benderang
ILUSTRASI. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Jakarta (9/5/2025).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor listrik bersih jenis Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia ke Singapura mulai menemui titik terang.

Hal ini terlihat dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia Bahlil Lahadalia dengan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Bidang Perdagangan dan Industri Singapura, Tan See Leng, terkait ekspor listrik. 

Menurut Bahlil, dari kerjasama ini terdapat potensi investasi di atas US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 163 triliun (kurs rupiah US$ 1 = Rp 16.300).

"Investasi dari total (proyek) ini diperkirakan di atas US$ 10 miliar, dari tiga proyek ini," ungkap Bahlil usai penandatanganan MOU di Kantor ESDM, Jumat (13/06).

Lebih detail, terkait ekspor listrik bersih, Indonesia juga menandatangani dua MOU lain, yaitu terkait Zona Industri Berkelanjutan dan Kerja Sama dalam Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Lintas Batas atau Carbon Capture and Storage (CCS).

Baca Juga: Begini Update Rencana Ekspor Listrik Energi Hijau Indonesia ke Singapura

Jika dijumlah, total potensi investasi dari tiga MoU ini adalah lebih dari US$ 10 miliar.

Sayangnya, Bahlil belum bisa menyebut mengenai detail investasi dari masing-masing MOU.

Terkait MOU Zona Industri Berkelanjutan (ZIB) misalnya, Bahlil bilang, ini adalah bentuk timbal balik Singapura kepada Indonesia.

"Saya katakan dalam berbagai kesempatan, bahwa hubungan kerjasamanya harus kita lakukan, tapi win-win. Kita kirim listrik ke saudara kita di Singapura, dalam hasil negosiasi nanti pemerintah Singapura bersama-sama dengan Indonesia untuk membangun kawasan industri bersama," jelas Bahlil.

Rencananya, zona industri berkelanjutan dengan Singapura ini akan dibangun di Kepulauan Riau, yaitu di kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK).

Kemudian terkait MOU CCS, kata Bahlil, kerjasama ini perlu dilakukan, agar produk industri yang diproduksi dapat didukung dengan pendekatan green industri.

"Kita juga harus atau mau membuka diri untuk menerima program dan kerjasama terhadap CCS. Di dunia sekarang, tidak akan mungkin sebuah produk industri itu kompetitif dengan produk-produk lain di dunia, kalau tidak memakai energi baru terbarukan," jelasnya.

Sebelumnya, Bahlil sempat menahan ekspor listrik ke Singapura. Ia beralasan bahwa kerjasama harus saling menguntungkan satu sama lain terlebih dahulu. 

Namun kemudian Bahlil melunak dan mengatakan bahwa ekspor listrik ke Singapura telah mendapatan perhitungan yang tepat sehingga kedua belah pihak mendapatkan keuntungan seimbang.

Baca Juga: Menteri Bahlil Minta Investasi dari Singapura sebagai Timbal Balik Ekspor Listrik

Selanjutnya: Keyakinan Konsumen Turun, Pemerintah: Dampak dari Ketidakpastian Ekonomi Global

Menarik Dibaca: iPhone 16 Harga Juni 2025 vs iPhone 16 Pro, Cek Review Singkat Berikut Ini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×