kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harum Energy (HRUM) pasang target produksi batubara hingga 4,5 juta ton di tahun ini


Senin, 10 Februari 2020 / 16:50 WIB
Harum Energy (HRUM) pasang target produksi batubara hingga 4,5 juta ton di tahun ini
ILUSTRASI. Tambang batubara milik PT Harum Enegry Tbk


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM) membidik produksi batubara di kisaran 4 juta—4,5 juta ton pada tahun ini. Jumlah ini sedikit turun dibandingkan target pada tahun 2019 lalu yakni di kisaran 4 juta—5 juta ton.

Masih di tahun lalu, Direktur Utama HRUM Ray Antonio Gunara bilang, realisasi produksi batubara HRUM sedikit di atas 4 juta ton. Sebagai perbandingan, pada tahun 2018, HRUM mampu memproduksi sekitar 4,6 juta ton batubara.

HRUM optimistis sanggup memenuhi target produksi batubara pada tahun ini. Selain mempertimbangkan dinamika pasar batubara, perusahaan juga ingin memastikan upaya pemenuhan produksi batubara bisa dibarengi dengan efisiensi dan pengendalian biaya operasional.

Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Berupaya Mengharumkan Kinerja

Selain itu, HRUM juga akan memaksimalkan penjualan batubara di pasar ekspor demi mendongkrak kinerja pada tahun ini. Pada kuartal tiga tahun lalu, penjualan batubara HRUM ke pasar ekspor mencapai US$ 189,09 juta.

Adapun pendapatan HRUM secara keseluruhan tercatat sebesar US$ 200,28 juta per kuartal III-2019 atau turun 14,02% (yoy) secara tahunan.

Catatan Kontan, beberapa negara di Asia menjadi tujuan utama ekspor batubara HRUM. Di antaranya adalah China, India, Bangladesh, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang.

Ray menyampaikan, di tengah masih fluktuatifnya harga batubara global, pihaknya secara aktif akan mencari peluang-peluang perluasan pasar ekspor batubara baru di beberapa negara berkembang.

“Negara-negara seperti India, Bangladesh, Filipina, dan Vietnam mengalami peningkatan konsumsi batubara karena bertambahnya kapasitas pembangkit listrik,” terang dia, akhir pekan kemarin.

Sementara itu, manajemen HRUM belum bisa menyampaikan realisasi produksi batubara khusus untuk pemenuhan domestic market obligation (DMO) di tahun lalu. Kendati demikian, Ray menyatakan, HRUM mendukung mekanisme kebijakan DMO yang ditetapkan Kementerian ESDM pada tahun ini.

Asal tahu saja, pemerintah kembali menerapkan kuota wajib DMO pada tiap perusahaan batubara sebesar 25% dari total produksi di tahun ini. Selain itu, harga batubara khusus DMO ditetapkan sebesar US$ 70 per ton.

Tahun ini, pemerintah menerapkan sanksi bagi perusahaan yang tidak dapat memenuhi DMO. Di sisi lain, reward akan diberikan kepada perusahaan yang mampu melampaui target DMO.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham Harum Energy (HRUM) dari dua analis ini

Ray pun berharap mekanisme baru dalam kebijakan DMO dapat mempermudah HRUM dalam memenuhi kewajiban DMO di tahun ini. “Kami akan mencadangkan estimasi biaya DMO dalam upaya memenuhi kuota kebijakan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku,” terang dia.

Manajemen HRUM juga belum menyampaikan besaran belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun ini.

Dalam berita sebelumnya, HRUM sebenarnya memiliki agenda pembelian kembali atau buyback saham. Saat ini, perusahaan memiliki dana senilai Rp 229,75 miliar. Ray tidak bicara panjang lebar mengenai rencana penggunaan sisa dana tersebut.

“Sampai saat ini dana tersebut masih dialokasikan untuk rencana pembelian kembali saham selama masa periode buyback,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×