kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hary Tanoe mengincar media milik Bakrie


Sabtu, 09 Februari 2013 / 07:07 WIB
ILUSTRASI. Untuk mengatasi perut buncit, kamu bisa melakukan jalan kaki.


Reporter: Narita Indrastiti, Merlinda Riska, Avanty Nurdiana | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Grup MNC berambisi menguasai jaringan televisi di Indonesia. Perusahaan yang dikendalikan konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini disebut-sebut berniat mengakuisisi perusahaan media milik kelompok usaha Bakrie. Selama ini, bisnis media Grup Bakrie dikelola PT Visi Media Asia Tbk.

Sumber KONTAN di Grup MNC menyebutkan, Hary Tanoe belum lama ini menyatakan ingin mengambilalih Visi Media Asia, emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham VIVA.

Visi Media adalah pemilik stasiun televisi tvOne, ANTV serta portal VIVAnews. Di lingkaran Grup Bakrie, Visi Media adalah perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan laba signifikan.

Tapi rencana MNC menawar VIVA tidak sendirian. Ada beberapa perusahaan media yang juga mengincar VIVA. Salah satunya PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, pemilik stasiun televisi SCTV dan Indosiar. Namun, Komisaris Elang, Fofo Sariaatmadja, belum bisa dikonfirmasi soal kabar itu.

Hubungan bisnis Grup MNC dan Grup Bakrie belakangan ini memang cukup intensif. Di akhir tahun lalu, Hary Tanoe sepakat mengakuisisi bisnis jalan tol yang dikelola PT Bakrieland Development Tbk. Ini adalah emiten anak usaha Grup Bakrie.

Hingga tadi malam (8/2), Hary Tanoe belum bisa dimintai konfirmasinya terkait rencana Grup MNC mengakuisisi VIVA.

Yang pasti, sinyal Grup MNC mengincar bisnis media datang dari salah satu sayap bisnisnya, yakni PT Global Mediacom Tbk. Perusahaan ini telah menyiapkan dana berkisar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun.

Direktur Global Mediacom, David Audy, mengatakan dana sebesar itu disiapkan untuk membeli media. "Itu dana kas internal kami khusus untuk ekspansi media. Yang kami lirik saat ini adalah media online," ujar dia kepada KONTAN, Kamis (7/2).

Global Mediacom membuka opsi pendanaan eksternal seperti pinjaman bank. "Untuk rights issue belum ada rencana," jelas David.

Manajemen Global Mediacom juga belum mau bilang identitas perusahaan yang mereka incaran. Namun dia tak menampik bahwa MNC tengah melihat peluang mengambilalih VIVA. "Saya belum bisa mengatakannya. Tetapi kalau harganya masuk akal, ya, kami berminat," ujar dia.

Neil Tobing, Corporate Secretary VIVA menyebutkan, jikapun VIVA dijual, harganya sangat tinggi. "Nilai kapitalisasi pasar kita cukup besar," tutur dia. Per Jumat (8/2), nilai kapitalisasi pasar VIVA di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 8,67 triliun.

Grup Bakrie masih bungkam soal kabar rencana penjualan VIVA. Juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa, menyatakan dia belum pernah mendengar kabar tersebut. "Saya belum pernah mendengar MNC maupun SCTV ingin membeli Visi Media. Setahu saya Visi Media juga tidak dilego karena kondisinya baik-baik saja," ungkap dia.

Ekspansi Grup MNC di bisnis media memang cukup agresif. Belum lama ini, Global Mediacom mendirikan dua anak usaha patungan di bidang online communication dan online entertainment products. Di dua anak usaha patungan itu, Global Mediacom menggandeng PT Infokom Elektrindo dan Tencent. Nama terakhir adalah perusahaan penyedia jasa internet dan mobile and telecommunication asal China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×