Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) atau Garuda Indonesia telah berhasil menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Tangerang pada Rabu (12/11/2025).
Dalam rapat dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 69.423.518.873 saham, atau sebesar 75,88% dari total keseluruhan saham, para pemegang saham menyetujui penyertaan modal sebesar Rp 23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM) melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) berupa setoran modal tunai sebesar Rp 17,02 triliun serta Konversi Utang Pinjaman Pemegang Saham sebesar Rp 6,65 triliun.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari rangkaian berkelanjutan upaya penyehatan dan transformasi kinerja Garuda Indonesia Group, sekaligus melanjutkan kesuksesan Garuda dalam menyelesaikan restrukturisasi terbesar dalam sejarah korporasi nasional pada tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Pertamina Bangun SPBU Nelayan di Lampung Timur
Dukungan Pemerintah melalui DAM mencerminkan komitmen kuat dalam menjaga keberlanjutan dan daya saing Garuda Indonesia sebagai flag carrier nasional yang menjadi simbol kebanggaan bangsa.
Penyertaan modal ini akan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan kapasitas operasional, serta mempercepat agenda transformasi Garuda Indonesia Group–termasuk anak usaha Citilink.
Dengan langkah ini, diharapkan posisi ekuitas perusahaan secara konsolidasi akan kembali positif yang turut ditunjang berbagai inisiatif strategis penguatan fundamental keuangan sebagai fondasi kokoh bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Glenny Kairupan mengatakan bahwa persetujuan pemegang saham terhadap penyertaan modal ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan pemulihan dan transformasi Garuda Indonesia.
"Dukungan dari DAM sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah mencerminkan kepercayaan terhadap arah strategis dan visi jangka panjang kami dalam mewujudkan maskapai nasional yang sehat, tangguh, dan berkelas dunia," ungkap Glenny, dalam keterangan tertulis, Kamis (13/11/2025).
“Dengan permodalan yang lebih kuat, kami dapat memperkokoh keandalan operasional, meningkatkan kesiapan armada, serta menghadirkan layanan penerbangan yang modern dan andal bagi masyarakat," tambahnya.
Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) Luncurkan Produk Emas untuk Tujuan Umrah
Dari total dana sebesar Rp 23,67 triliun, sekitar Rp 8,7 triliun (37%) akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, meliputi pemeliharaan dan perawatan pesawat.
Sementara itu, Rp 14,9 triliun (63%) akan mendukung operasional Citilink — terdiri atas Rp 11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp 3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina periode 2019–2021.
Penyertaan modal ini dilakukan melalui penerbitan 315.610.920.000 lembar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp75 per lembar saham, sebagaimana telah disetujui dalam RUPSLB.
Langkah ini juga memastikan keberlanjutan pencatatan saham Garuda Indonesia di Bursa Efek Indonesia serta memperkuat posisi keuangan perusahaan untuk mendukung akselerasi transformasi jangka panjang.
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Oentoro, menambahkan bahwa momentum ini menjadi awal baru bagi Garuda Indonesia untuk mengakselerasi transformasi menyeluruh di seluruh lini bisnis.
"Dengan dukungan permodalan yang solid, kami akan berfokus pada tata kelola operasional yang lebih efektif, optimalisasi jaringan penerbangan, serta peningkatan kualitas layanan yang berorientasi pada pengalaman pelanggan," ungkapnya.
Thomas menegaskan bahwa langkah tersebut juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang Garuda Indonesia untuk memperkuat dua pilar utama bisnisnya – Garuda Indonesia dan Citilink – sebagai satu ekosistem penerbangan nasional yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Glenny juga menyoroti bahwa pemulihan bisnis maskapai penerbangan memiliki kompleksitas yang tinggi, mencakup dinamika industri global, fluktuasi biaya operasional, serta kebutuhan adaptasi terhadap tren pasar dan teknologi.
Oleh karena itu, setiap langkah strategis yang diambil perusahaan memerlukan proses pengambilan keputusan yang prudent, tidak hanya dari aspek tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance), tetapi juga dari perspektif keberlangsungan bisnis jangka panjang (business sustainability outlook).
“Kami meyakini bahwa setiap kebijakan yang diambil harus berpijak pada keseimbangan antara pemulihan kinerja jangka pendek dan daya tahan bisnis jangka panjang. Dengan fondasi keuangan yang kini lebih sehat, Garuda Indonesia siap melangkah ke fase pertumbuhan yang lebih berkelanjutan,” tutup Glenny.
Selanjutnya: Syarat dan Langkah Buka Deposito Emas Online di Tring Pegadaian
Menarik Dibaca: Edukasi Gizi dak Kesehatan Cara Optimalkan Tumbuh Kembang Balita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













