Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hasnur Jaya International (HJI) berencana melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di kuartal I-2019. Rencana itu menyusul target pendanaan perusahaan yang menargetkan anggaran belanja modal sebesar Rp 1,4 triliun.
Presiden Direktur HJI Zainal Hadi mengindikasikan belanja modal itu salah satunya bakal dialokasikan untuk keperluan logistik. “Penambahan tongkang dan pembangunan pelabuhan,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/2).
Bagi Zainal, bisnis batubara sejatinya merupakan bisnis logistik. Apalagi batubara yang diproduksi HJI memiliki kandungan rendah. “Jadi tidak bagus kalau didiamkan lama, karena bisa turun kualitasnya,” jelasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya juga mempertimbangkan untuk membeli satu buah kapal transport vessel untuk memudahkan arus logistiknya. Tapi, HJI harus cermat betul untuk pembelian kapal ini.
Perhitungannya, seberapa jauh efisiensi yang bisa ditingkatkan seandainya Hasnur membeli transport vessel tersebut. Satu kapal ini disebut Zainal memiliki harga sekitar US$ 40 juta.
Belanja modal tahun 2019 juga direncanakan untuk keperluan ekspansi perusahaan untuk penyediaan storage maupun pengangkutan. Tak menutup kemungkinan bisnis logistik HJI juga ekspansi ke kawasan Kalimantan Tengah dan Sumatera. Bahkan untuk Kalimantan Tengah, perusahaan tengah melakukan eksplorasi.
Di sisi lain, pelabuhan yang dimiliki Hasnur merupakan pelabuhan yang dikomersilkan yang digunakan oleh pengusaha tambang batubara lain. Zainal menyebutnya sebagai multi user.
Hal ini jadi potensi bisnis sendiri bagi perusahaan dan menjadi salah satu diversifikasi bisnis HJI agar tidak melulu terpaku pada harga naik turunnya harga batubara. Karenanya, bisnis logistik bakal jadi kekuatan perusahaan dalam menopang kinerjanya di masa depan.
Saat ini, di bidang logistik perusahaan memiliki 11 unit kapal tongkang. Dua di antaranya merupakan kapal baru yang memiliki kapasitas lebih besar yakni 330 feet. Sembilan kapal sebelumnya memiliki kapasitas 300 feet. “Kalau dihitung untuk menutupi produksi kita yang kini sudah 10 juta metrik ton per tahun, jumlah itu baru bisa menutupi 1/3 produksi kita,” jelasnya.
Hasnur juga memiliki terminal khusus batubara yang terletak di Sungai Putting dan Sungai Salai, Kalimantan Selatan dan pelabuhan khusus di Pendang, Kalimantan Tengah.
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan produksi jasa loading batu bara dengan meningkatnya kebutuhan pasar penjualan batu bara kemudian Hasnur Group membangun 5 buah Jetty yang memiliki kapasitas mesin terpasang conveyor total 7000 TPH di Kalimantan Selatan, Kabupaten Tapin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News