kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hellen Xu meniti karier dari nol hingga jadi CEO Panorama JTB Tours


Sabtu, 23 Februari 2019 / 19:08 WIB
Hellen Xu meniti karier dari nol hingga jadi CEO Panorama JTB Tours


Reporter: Nur Pehatul Janna | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - KALAU saja Hellen Xu adalah pribadi yang tak mau repot dan ingin lebih mudah menjalani hidup, saat ini mungkin dia tidak menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT Panorama JTB Tours. Perempuan kelahiran 11 Mei 1974 ini bisa memilih untuk nimbrung di bisnis keluarga. Orang tuanya menjalankan sejumlah bisnis sekaligus. Sebut saja bisnis furniture.

Namun, Hellen memilih untuk mengikuti kata hatinya. Bisnis keluarga yang setiap saat dia lihat di depan mata, tidak menggugah minat Hellen. Dia ingin mempelajari sesuatu yang baru. Pilihannya jatuh pada dunia pariwisata.

Bukan perkara mudah baginya meyakinkan keluarga besar pada pilihan tersebut. Hellen mengaku, semula keluarga menentang keinginannya untuk berkarier di bidang pariwisata. Namun semakin dilarang, Hellen muda justru semakin tertantang untuk membuktikan kepada keluarga akan pilihannya tersebut.

Padahal kalau boleh jujur, awalnya Hellen tentu tidak bisa menjanjikan apa pun. Perempuan yang bisa berbahasa Mandarin ini mengaku, sejak kecil dia tidak secara spesifik memiliki cita-cita atau mimpi di masa mendatang. Dia juga lebih memilih untuk menjalani hidup sesuai dengan kesempatan yang sudah terlihat saja.

Sadar segala perjuangan membutuhkan amunisi, Hellen memutuskan untuk mempelajari seluk beluk pariwisata secara serius dengan bersekolah di St. Theresia Tourism High School. Selama tiga tahun hingga 1992, dia membekali diri dengan ilmu kepariwisataan.

Ternyata, dunia pariwisata tidak semudah yang Hellen bayangkan sebelumnya. Sama seperti anggapan masyarakat secara umum, dia sempat menilai jika pariwisata terlihat mudah dari luar. Setelah terjun ke dalamnya, Hellen melihat dunia pariwisata sangat kompleks. Namun banyak hal-hal menarik yang bisa dia gali.

Lulus dari sekolah tinggi pariwisata, Hellen memberanikan diri untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan agen perjalanan, PT Globalindo Kreasi Wisata. Di situ, dia ditempatkan sebagai ticketing staff atau frontline dari 1992 hingga Agustus 1995.

Pengalaman tiga tahun menjadi frontline sangat berkesan bagi Hellen. Meskipun, bisa dibilang posisinya tidak seberapa.

"Saya terjun dunia kerja itu mulai dari nol, saya hanya bekerja sebagai frontline yang melayani customer di depan, mengatur tiket keberangkatan, menawarkan paket perjalanan dan sebagainya," cerita Hellen saat ditemui KONTAN di Kantor PT Panorama JTB Tours, Kamis (21/2).

Selama menjalankan pekerjaan tersebut, Hellen memanfaatkan kesempatan di sela-sela pekerjaan untuk meningkatkan kualitas diri. Dia mengambil pendidikan Diploma Public Relations / Image Management di STP Sahid Jakarta.

Usai lulus dari STP Sahid Jakarta, Hellen kembali melanjutkan pendidikan. Dan, agar lebih fokus, dia kemudian berhenti bekerja di Globalindo Kreasi. Kali itu Hellen memilih menuntut ilmu di Beijing Language and Culture University di Beijing, China. Perempuan berusia 45 tahun tersebut mengambil jurusan Chinese Language and Literature. Selama mengenyam pendidikan dari tahun 1995-1996, pengetahuannya seputar dunia pariwisata pun semakin bertambah.

Lulus dari universitas di Beijing, Hellen kembali ke Indonesia. Dia melamar pekerjaan di Panen Antaratama Jasa Tours Travel. Meski berpendidikan lur negeri, posisi Hellen masih sama dengan pekerjaan sebelumnya, yakni ticketing staff.

Hellen bertahan selama tiga tahun di Panen Antaratama. Kemudian, dia kembali melanglang buana ke luar negeri. Bukan untuk sekolah lagi, tapi kali ini dia melamar pekerjaan di perusahaan agen perjalanan Singapura yakni LC Travel Planners Pte Ltd. Di perusahaan ini Hellen menempati posisi sebagai tour & ticketing assistant. Tugasnya adalah mengawasi dan mengoordinasi semua kegiatan penerbangan, layanan penumpang dan administrasi.

Dari LC Travel Planners, Hellen bergeser ke perusahaan-perusahaan lain di Singapura. Masa dia bekerja di masing-masing perusahaan tersebut memang tidak lama, yakni sekitar setahun,

Beberapa perusahaan agen perjalanan Singapura yang pernah menjadi bagian dari karier Hellen, yaitu Chan Brothers Travel Pte. Ltd., Travoo Online Pte. Ltd, dan Safe2Travel Pte. Ltd.

Posisi terakhirnya di Safe2Travel adalah sebagai ticketing executive. Dari Juni 2001–Juni 2002, dia mengatur semua penerbangan internasional dan pemesanan hotel di seluruh dunia.

Bertahan di Panorama

Puas mereguk aneka pengalaman di Negeri Singa, Hellen kembali lagi ke Indonesia. Tahun 2002, dia mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan PT Tirta Putra Wisata, bagian dari Panorama Group. Dia ditempatkan di kantor cabang Mega Kuningan, Jakarta. Di sana dia bekerja sebagai manajer cabang selama tiga tahun.

Siapa sangka, keputusan Hellen untuk bergabung dengan Panorama Group langgeng hingga kini. Kalau dihitung, berarti total 17 tahun dia mengabdi di perusahaan tersebut.

Namun, perjalanan karier Hellen di Panorama Group juga melalui proses panjang. Dia meniti tangga jabatan. "Saya bergabung dengan Panorama Group tidak langsung di posisi CEO seperti sekarang, tapi saya mulai dari posisi branch manager di salah satu outlet Panorama Tour dan di posisi tersebut saya bertahan hingga tahun 2005," beber Hellen.

Hellen mengaku, posisi tertinggi yang dia jabat seperti saat ini, tidak pernah menjadi mimpinya. Perempuan berkacamata tersebut bahkan tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang pemimpin. Dalam bayangannya dulu, dia hanya berpikir untuk percaya pada diri sendiri. Hellen juga senantiasa menantang dirinya untuk berani mencoba hal baru dan tekun dalam melakukan pekerjaan.

Ketimbang mengejar posisi, Hellen lebih memilih fokus untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan. Dia selalu mencoba untuk mengartikan segala sesuatu secara mendetail serta menggali potensi apa yang ada di dalam.

Tak kalah penting adalah semangat pantang menyerah. Hellen yakin, prinsip pantang menyerah yang dia pegang sejak kanak-kanak, menjadi salah satu kunci mengantarkan perjalanan karier hingga saat ini. Makanya, dia berusaha menularkan prinsip tersebut kepada semua tim atau bawahan.

Maklum, pekerjaan Hellen dekat dengan pelanggan. Untuk menghadapi pelanggan, dia dan tim harus bisa memberikan yang terbaik. Semua itu bisa terjadi jika tim memiliki jiwa pantang menyerah. Namun, dia mewanti-wanti timnya untuk tidak memberikan janji kepada pelanggan yang sebenarnya tidak bisa ditepati.

Manajemen Panorama Group tampaknya melihat kualitas positif dari Hellen. Oleh karena itu, pada tahun 2005 ia dipercaya untuk menjadi Head of Division, Corporate Business Development Panorama Tours hingga Desember 2008.

Sementara, pada awal tahun 2009 Hellen dipercaya menjadi Director of of Sales and Distribution PT Tirta Putra Wisata. Kariernya berlanjut hingga menjadi Director of SBU Travel Management Panorama Tours hingga tahun 2013, dan berlanjut menjadi Managing Director of Strategic Business Unit Travel Management PT Panorama Tours Indonesia hingga 2015.

Tak berhenti sampai di situ, pada Januari 2016 hingga 2017 Hellen didapuk menjadi Director & Chief Operating Officer PT Panorama Tours Indonesia. Perusahaan tersebut kemudian berganti nama menjadi PT Panorama JTB Tours. Lantas mulai tahun lalu, dia menjabat sebagai CEO.

Untuk sampai duduk di posisi saat ini, tentu bukan pencapaian yang mudah. Beragam cerita suka maupun dukan menemani setiap langkahnya. Tak cuma tantangan internal, tantangan eksternal juga menjadi makanannya setiap hari.

Maklum, industri perjalanan cukup berbeda dengan industri lain. Melancong bukanlah kebutuhan pokok masyarakat. "Kami kan travel, orang tidak pergi pun tidak apa-apa, oleh karena itu untuk bertahan di bisnis ini tentunya kami harus cepat bangkit dan tidak terus terpuruk," ujar Hellen.

Salah satu tantangan bisnis dalam industri pariwisata yang belum lama terjadi yakni pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Seperti yang terjadi pada semester II tahun lalu. Akibat melemahnya rupiah, Panorama JTB harus berpikir ekstra supaya bisnis tetap berjalan sesuai dengan harapan.

Bayangkan saja, pada semester I-2018 lalu, performa bisnis Panorama JTB masih menjanjikan. Namun kondisi seketika berbalik pada paruh kedua. Untungnya, bisnis pariwisata kembali bangkit dengan cepat.

Belum lagi persaingan dengan online travel agent (OTA). Sementara Panorama JTB memiliki lebih dari 1.000 karyawan yang membutuhkan penghidupan.

Makanya, target Hellen ke depan adalah menjadikan Panorama JTB sebagai perusahaan agen perjalanan terbesar di Indonesia. Untuk itu, dia bertekad akan memperluas pangsa pasar dan memenuhi segala target manajemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×