Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) alias PTPN III melihat peluang untuk menumbuhkan kinerja keuangan pada tahun ini. Holding BUMN di sektor perkebunan ini mengincar pendapatan (revenue) senilai Rp 44,2 triliun sepanjang tahun 2021.
Jika dibandingkan dengan raihan tahun lalu, target pendapatan tahun ini tumbuh 12,21%. Corporate Secretary Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Imelda Alini Pohan mengungkapkan, realisasi pendapatan tahun 2020 mencapai Rp 39,39 triliun, tumbuh sekitar 11,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski di tengah pandemi covid-19, dia mengklaim transformasi bisnis yang dijalankan PTPN mulai menunjukkan hasil yang positif. Selain pertumbuhan pendapatan, pada tahun lalu EBITDA PTPN juga mencatatkan kenaikan 17,91% secara tahunan menjadi Rp 6,84 triliun. Jumlah aset PTPN Group pun tumbuh 3,85% menjadi Rp 132,36 triliun.
Baca Juga: Anak usaha Triputra Agro Persada peroleh perpanjangan kredit sindikasi selama 4 tahun
Sepanjang tahun 2020, sambung Imelda, PTPN telah menjalankan program prioritas dengan sejumlah pencapaian kunci yang telah diselesaikan. Seperti operational excellence, restrukturisasi organisasi dan SDM, divestasi asset, optimalisasi dan kerjasama asset, serta restrukturisasi perusahaan dan transformasi keuangan.
"Terjadi penurunan rugi perseroan (net loss) cukup signifikan sehingga hal ini menunjukkan ada perbaikan kinerja dari sisi keuangan," ujar Imelda kepada Kontan.co.id, Jum'at (18/6).
Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu PTPN Group masih menderita rugi konsolidasi senilai Rp 1,13 triliun. Dengan sejumlah program dan target pertumbuhan pendapatan, PTPN pun optimistis bisa membalikkan kinerja dari rugi menjadi laba. Pada tahun ini PTPN III memproyeksikan laba bersih sebesar Rp 596 miliar.
Imelda menerangkan, ada tiga pilar utama dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran PTPN Group tahun ini. Pertama, optimalisasi portofolio dan operational excellence. Kedua, commercial excellence dan ekspansi hilir. Ketiga, optimalisasi aset dan kemitraan strategis.
Ada sejumlah strategi bisnis PTPN Group yang akan diimplementasikan. Meliputi procurement excellence, menyelesaikan kajian bisnis green diesel (biodiesel) bekerjasama dengan PT Pertamina, sinergi BUMN antara PLN- PTPN - Perhutani dalam proyek co-firing PLTU PLN dengan biomassa PLTBiogas co-firing, serta mengembangkan bisnis ritel dan cakupan pelanggan.
Baca Juga: Penjualan bersih Sinar Mas Agro (SMAR) naik 15,39% pada kuartal I, ini pendorongnya
Sebagai gambaran kinerja, Imelda menjelaskan bahwa memasuki Kuartal I hingga April 2021, kinerja operasional dan finansial PTPN Group cukup menjanjikan. Dari sisi operasional, produksi CPO mencapai 805.000 ton atau naik 17% secara tahunan. Terdiri dari CPO kebun sendiri sebanyak 637.000 ton dan pembelian pihak ketiga serara CPO sebesar 168.000 ton.
Selanjutnya, produksi gula di PTPN II mencapai 20.190 ton atau naik 160% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Produksi karet sebanyak 54.000 ton (naik 6%), dan teh sebanyak 17.000 ton (naik 9%).
Harga sejumlah komoditas yang membaik mendongkrak pendapatan hingga 44% dari Rp 9,3 triliun menjadi Rp 13,4 triliun sepanjang periode awal tahun ini. Sementara itu, Beban pokok penjualan naik 31% dari Rp 6,6 triliun menjadi Rp 8,7 triliun.