Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Holding perusahaan perkebunan pelat merah, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) masih memprioritaskan kelapa sawit tahun ini. Pasalnya, kelapa sawit merupakan kontributor terbesar pendapatan.
Direktur Utama PTPN III Elia Massa Manik memproyeksikan, produksi crude palm oil (CPO) seluruh PTPN sebanyak 1,8 juta ton-2 juta ton pada tahun ini. Target tersebut sejatinya sama dengan realisasi produksi tahun lalu. "Produksi memang akan stagnan karena faktor cuaca, sehingga produktivitas rendah," ujar Elia di Jakarta, Senin (18/7).
Sayang, Elia mengaku belum merekapitulasi produksi sampai dengan paruh pertama 2016. Namun, dia berharap produksi akan membaik di sisa tahun ini.
Sementara itu di hilir, PTPN III akan merealisasikan konstruksi pabrik minyak goreng di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara tahun ini. Pabrik berkapasitas produksi 600.000 ton tersebut menelan investasi Rp 558 miliar.
Bukan hanya itu, PTPN III juga sedang menjajaki kerjasama dengan PT Unilever Indonesia Tbk untuk pasar minyak goreng produksinya. Saat ini Unilever sudah lebih dulu menjadi tenant di KEK Sei Mangkei.
Terkait kebijakan moratorium perkebunan kelapa sawit, PTPN III mengklaim tidak terpengaruh karena perusahaan memang tidak punya rencana ekspansi perkebunan. "Kami akan memperbaiki dulu produktivitas lahan yang sudah ada," ujar Elia.
Luas lahan perkebunan kelapa sawit seluruh PTPN mencapai 440.000 hektare (ha). Tahun ini, produktivitas diharapkan meningkat 10% dari 18 ton per ha per tahun menjadi 20 ton per ha per tahun. Selain sawit, PTPN III juga menargetkan peningkatan produktivitas untuk komoditas lainnya seperti gula dan kakao. Pasalnya, lahan dan produksi kedua komoditas tersebut terus menyusut.
Sebagai catatan, tahun lalu, PTPN III membukukan pendapatan konsolidasi Rp 37 triliun dan merugi Rp 615 miliar. Kelapa sawit menyumbang pendapatan Rp 22 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News