kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hujan ganggu penjualan semen pada Januari


Selasa, 14 Februari 2017 / 11:59 WIB
Hujan ganggu penjualan semen pada Januari


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Awal 2017, penjualan semen masih jauh dari kabar menggembirakan. Saat muncul harapan kebutuhan semen naik di 2017, yang terjadi justru sebaliknya. Khusus Januari 2017, konsumsi semen turun 0,4% ketimbang penjualan bulan yang sama tahun 2016.

Merujuk data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI), konsumsi semen nasional sepanjang bulan Januari 2017 lalu tercatat sebanyak 5,27 juta ton. Adapun penjualan selama Januari 2016 tercatat sebanyak 5,29 juta ton.

Tak hanya itu, penjualan semen bulan Januari 2017 juga turun  4,1% ketimbang penjualan bulan sebelumnya atau penjualan selama Desember 2016 sebanyak 5,50 juta ton.

Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menyebutkan, penurunan penjualan semen terjadi karena faktor cuaca. "Penjualan selama Januari lebih rendah karena curah hujan serta adanya pengaruh libur akhir tahun," kata Agung kepada KONTAN (12/2).

Selain faktor cuaca dan adanya liburan, penurunan penjualan semen selama bulan Januari terjadi karena faktor musiman. Menurut Agung, penjualan semen biasanya memang turun di awal tahun dan akan naik lagi pada kuartal ke-III.

Meski awal tahun tak memuaskan, namun Agung menilai, penjualan semen tahun ini cenderung stagnan atau sama dengan tahun lalu. Namun begitu, khusus untuk penjualan Semen Indonesia, Agung memproyeksikan adanya kenaikan penjualan 4% atau di bawah target penjualan semen yang dipatok oleh ASI, yang naik sebesar 5%.

Penurunan penjualan semen di awal tahun ini juga dirasakan oleh Pigo Pramusakti, Corporate Communication PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk. Sama dengan Agung, penurunan penjualan terjadi karena faktor curah hujan yang tinggi, yang membuat banyak pekerjaan konstruksi yang tertunda. “Biasanya dalam satu setahun, semester pertama penjualannya 45%, baru semester kedua 55%,” jelas Pigo.

Tak jauh berbeda dengan pihak Semen Indonesia, emiten berkode saham INTP tersebut juga menargetkan pertumbuhan penjualan semen tahun ini pada kisaran 4%-5%.

Namun pandangan berbeda disampaikan oleh Diah Sasanawati, Manajer Corporate Communication PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).  Diah bilang, penjualan yang tidak memuaskan selama Januari 2017 terjadi karena belanja infrastruktur pemerintah tak sesuai dengan harapan. "Belanja infrastruktur jauh di bawah rencana," kata Diah kepada KONTAN Minggu (12/2).

Penurunan penjualan semen Januari 2017 ini pantas membuat produsen semen bimbang. Maklum, pelemahan penjualan terjadi saat pasokan semen kelebihan pasokan alias oversupply. Jika penurunan penjualan berlanjut, dikhawatirkan mengganggu kinerja industri semen.

Selain itu, penurunan penjualan semen terjadi saat jumlah pelaku industri semen bertambah banyak. "Pemain semen baru terus bertambah, sementara pasar semen turun," tambah Diah.

Diah menyimpulkan, penambahan jumlah pemain baru di industri semen merupakan bentuk lemahnya kontrol yang dilakukan oleh pemerintah. Di sisi lain, kebutuhan semen untuk pemerintah tidak mengalami kenaikan signifikan. Asal tahu, Holcim Indonesia saat ini mengoperasikan pabrik semen berkapasitas 15 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×