Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hutama Karya Tbk (HK) mendapat mandat dari pemerintah untuk membangun proyek strategis infrastruktur. Untuk menggarap proyek itu, HK membutuhkan pendanaan yang cukup besar.
Direktur Keuangan HK, Anis Anjayani, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan penugasan untuk menggarap 10 ruas tol Trans Sumatra sepanjang 1.450 kilometer (km). Nilai investasinya tak tanggung-tangung, yakni mencapai Rp 250,5 triliun. Untuk membiayai proyek itu, perusahaan pelat merah ini membutuhkan ekuitas Rp 170,3 triliun dan pinjaman Rp 80,19 triliun.
Sementara, sejak menerima amanah menggarap tol Trans Sumatra, HK hanya mendapatkan tambahan ekuitas antara lain dari penyertaan modal negara (PMN) tahun 2015 dan 2016 sebesar Rp 5,6 triliun, subsidi silang dari jalan tol Trans Jawa Rp 8 triliun dan sekuritisasi aset jalan tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) sebesar Rp 6,5 triliun. "Untuk mendanai 10 ruas tol prioritas pertama, total investasi yang dibutuhkan Rp 250,5 triliun. Sedangkan dana yang tersedia baru Rp 42 triliun," ungkap Anis, Rabu (11/7).
Menurut dia, sumber pendanaan untuk memenuhi kebutuhan itu berasal dari PMN, obligasi melalui sekuritisasi aset, ekuitas mitra, serta dukungan konstruksi. Mengingat kekurangan dana masih besar, HK bakal mengajukan lagi PMN sebesar Rp 12,5 triliun untuk tahun 2019.
Alokasi PMN ini diprioritaskan untuk menggarap enam ruas jalan tol. Perinciannya, ruas tol Pekan Baru Dumai sepanjang 131 km mendapatkan Rp 3 triliun, tol Terbanggi Besar- Kayu Agung (185 km) senilai Rp 4 triliun, tol Kisaran-Indrapura (47 km) Rp 1 triliun. Kemudian tol Padang-Pekanbaru (255 km) Rp 2 triliun, tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi Parapat (143 km) Rp 1,61 triliun, dan tol Medan-Aceh (470 km) Rp 886 miliar.
Anis bilang, HK saat ini mempunyai ekuitas sebesar Rp 8,6 triliun yang bisa di-leverage untuk menjaring dana perbankan. Sehingga likuiditasnya masih cukup untuk menggarap proyek tersebut.
Adapun plafon pendanaan dari perbankan berupa cash loan dan obligasi saat ini mencapai Rp 2,7 triliun. Kini, HK dalam proses meningkatkan kapasitas cash loan Rp 600 miliar menjadi Rp 3,3 triliun dan non-cash loan dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 7,4 triliun. "Itu cukup untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan proyek yang sudah didapat maupun proyek yang akan didapat tahun ini," jelas Anis.
Hingga semester I-2018, HK meraih pendapatan Rp 9,6 triliun dan laba Rp 614 miliar.
Herry Trisaputtra Zuna, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menyebutkan, proyek tol Trans Sumatra berbeda dengan tol Trans Jawa, sehingga perlu dukungan penuh dari pemerintah. Maklumlah, tingkat pengembalian investasinya rendah. Alhasil, investor swasta tidak tertarik berinvestasi.
Hingga akhir 2018, HK menargetkan mengoperasikan 153,2 km lagi jalan tol yang terdiri dari ruas Medan-Binjai Gate Helvetia-Gate Marelan (2,7 km), Palembang-Indralaya (15 km), Bakauheni-Terbanggi Besar (126,01 km) serta Pekanbaru-Dumai sepanjang 9,5 km.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News