kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ICCSC Dorong Indonesia Jadi Pelopor Carbon Capture Storage Hub di Asia Pasifik


Jumat, 25 Agustus 2023 / 07:07 WIB
ICCSC Dorong Indonesia Jadi Pelopor Carbon Capture Storage Hub di Asia Pasifik
ILUSTRASI. Indonesia CCS Center mendorong Indonesiajadi pelopor pemimpin Carbon Capture Storage (CCS) Hub di Kawasan Asia Pasifik. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Indonesia CCS Center (ICCSC) mendorong Indonesia menjadi pelopor pemimpin Carbon Capture Storage (CCS) Hub di Kawasan Asia Pasifik. 

ICCSC menilai, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk sumber daya karbon, yang menjadi potensi besar untuk penerapan teknologi CCS. 

Indonesia diberkati dengan lokasi geografis dan geologi yang bagus secara strategis berada di kawasan Asia Pasifik, di mana pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan akan semakin cepat dalam beberapa dekade mendatang.

Selain itu, Indonesia secara geologis kaya akan akuifer asin (saline aquifer), cocok untuk penyimpanan CO2-dengan kapasitas 80 Giga Ton hingga 100 Giga Ton. 

Baca Juga: Mengukur Kesiapan Bursa Karbon & Saham-Saham Pilihan yang Potensial Mendulang Cuan

Sebagai informasi, CCS atau sistem penangkapan CO2 adalah teknologi yang  memungkinkan beberapa sektor dengan emisi tertinggi mengurangi emisinya. Seperti industri manufaktur, pembangkit listrik, penyulingan, petrokimia, baja, dan semen serta sangat menjanjikan dalam upaya mitigasi perubahan iklim. 

Belladonna Troxylon Maulianda, Executive Director Indonesia CCS Center (ICCSC) menyatakan pihaknya memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai pelopor pemimpin CCS Hub di Kawasan Asia Pasifik. 

“Kita terus berkolaborasi, sebagai katalisator, menyuarakan dan mendorong percepatan penerapan CCS di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (25/8). 

Meski memiliki potensi yang besar, Belladona menyatakan pengembangan CCS di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, tata kelola dan regulasi, kerja sama komersial, fiskal yang etraktif bersaing. Selain itu, transportasi karbon, teknologi berskala industri. 

Tantangan lain yang tidak kalah penting ialah pengembangan CCS Hub di Indonesia yang dapat menghubungkan berbagai sumber emisi ke lokasi injeksi di Indonesia. 

“Oleh karenanya, kolaborasi dan komitmen dari pemerintah Indonesia, lembaga akademik, sektor swasta dan masyarakat, berperan penting mendorong penerapan CCS Hub Indonesia,” tegasnya. 

Di Indonesia, mimpi sebagai CCS Hub didukung oleh Pertamina selaku perusahaan pelat merah. 

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menguraikan, salah satu peran aktif Pertamina dalam melakukan implementasi secara aktual terhadap Studi CCS/CCUS telah dibuktikan di Lapangan Jatibarang yang merupakan wilayah kerja Pertamina EP Cirebon Jawa Barat. 

“Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan menggunakan CO2 di lapangan Jatibarang telah menunjukkan indikasi positif dari reservoir terhadap injeksi CO2 dengan metode Huff and Puff,” ujarnya. 

Baca Juga: Kendalikan Polusi, Pemerintah Masifkan Pengunaan Transportasi Publik dan Uji Emisi

Sistem ini telah dilakukan pada dua sumur di Lapangan Jatibarang pada bulan Oktober dan Desember 2022. Selanjutnya, akan dilakukan pilot interference 2 wells untuk CO2 flooding dan full field scale CO2 EOR 

Dari sektor swasta ExxonMobil terus mengkaji potensi CCS Hub di Indonesia. 

Carole Gall, President ExxonMobil Indonesia menyampaikan, dengan kolaborasi yang baik, Indonesia berpotensi besar menjadi ujung tombak pertumbuhan industri rendah karbon di kawasan. 

“Hal ini memungkinkan Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi sambil menjawab tantangan perubahan iklim,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×