Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga kebutuhan pokok di pasaran masih bertahan tinggi. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, harga cabai rawit merah justru melambung tinggi mendekati Rp 50.000 per kg.
Abdullah menilai, kondisi ini tidak normal, karena seharusnya harga pangan sudah bisa berangsur turun pasca Lebaran. Untuk itu, ia mendesak pemeintah segera turun tangan.
"Saya meyakini sampai detik ini, ada yang salah dalam proses penataan dan pengawasan produksi," ujarnya, Minggu (24/7).
Ia mengambil contoh, kondisi bawang dan cabai yang saat ini stoknya berkurang dan harga melonjak sudah seharusnya dapat diantisipasi sebulan sebelumnya. Menurutnya, pemerintah seharusnya sudah tahu kalau pasca Lebaran pasti ada lonjakan harga pangan, karena pengadaan stok baru belum lancar.
Ia mengatakan pada tahun-tahun sebelumnya, tidak ditemukan adanya kenaikan harga pangan yang cukup tinggi pasca Lebaran. Hanya pada tahun ini, harga pangan bertahan tinggi karena jalur distribusinya belum normal. "Sebagai perbandingan saat ini harga bawang merah mencapai Rp 48.500 per kg, harga itu jauh lebih mahal dari tahun lalu pasca lebaran sebesar Rp 35.000 per kg,"tambahnya.
Abdullah meminta pemerintah segera turun dan mengecek distribusi pangan di lapangan. Pemerintah harus mengecek ketersediaan pangan dari hulu ke hilir. Ia menilai selama ini pemerintah tidak serius mengantisipasi kebutuhan pangan sehingga harga dibiarkan tinggi tanpa ada pengawalan yang jelas. Ia menilai pasca lebaran tampaknya pemerintah belum melakukan upaya apa pun untuk menekan harga pangan yang masih tinggi.
Menurutnya, harga pangan yang mahal juga turut berdampak bagi para pedagang. Sebab masyarakat akan mengurangi volume belanja mereka akibat harga yang tidak wajar. Nah, hal ini mempengaruhi penjualan para pedagan eceran di pasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News