kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

IKM diproyeksikan serap 70 ribu ton gula rafinasi


Jumat, 10 Juli 2015 / 16:53 WIB
IKM diproyeksikan serap 70 ribu ton gula rafinasi


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Meski mendapat kelonggaran untuk memasok gula rafinasi kepada industri kecil menengah (IKM), namun Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) tidak yakin seluruh jatah bakal terserap. AGRI memproyeksikan penyerapan paling banter hanya 60.000 ton-70.000 ton dari jatah 90.000 ton.

Ketua AGRI Wisnu Hendraningrat bilang, hingga saat ini, gula rafinasi yang sudah tersalurkan kepada IKM sebanyak 50.000 ton. "Tidak akan terserap semua karena ekonomi sedang lesu," ujarnya di kantor Kementerian Perdagangan (Kemdag), Jumat (10/7).

Selain itu, lanjut Wisnu, ada kekhawatiran di pihak distributor untuk mendistribusikan gula rafinasi kepada IKM. Hal itu turut mempengaruhi penyerapan gula rafinasi oleh IKM.

Asal tahu saja, Kemdag memang hanya mengizinkan industri gula rafinasi untuk menjual produknya kepada industri makanan dan minuman. Namun Kemdag akhirnya memberi kelonggaran untuk menjual kepada IKM selama puasa sampai dengan H+7 Lebaran.

Kebijakan itu tertuang dalam Surat Menteri Perdagangan No 464/M-DAG/SD/6/2015 tertanggal 4 Juni 2015. Tujuannya untuk menghindari gejolak harga gula yang beredar di masyarakat. Pasalnya, mendekati musim giling, stok gula di pabrik gula menipis.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pun mengakui stok gula saat ini menipis. Menurutnya, hal itu terjadi karena produksi tebu dalam negeri menurun. "Saya sudah menginstruksikan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) untuk membeli gula dari PT Perkebunan Nusantara (Persero), tapi tidak ada stok," ujarnya.

Sebagai antisipasi, Kemdag sedang mempertimbangkan untuk menggunakan stok gula rafinasi untuk operasi pasar (OP). "Kami akan menyusun peraturannya," ujar Rachmat.

Lantaran stok menipis, harga gula pasir masih tinggi. Kemdag mencatat harga per 9 Juli 2015 mencapai Rp 13.000 per kilogram (kg). Padahal, Kemdag sudah menerbitkan Surat Instruksi No 490/M-DAG/SD/6/2015 tertanggal 23 Juni 2015 yang mengharuskan produsen menjaga harga gula di tingkat konsumen maksimal Rp 11.000 per kg.

Meski begitu Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemdag Srie Agustina mengklaim harga gula di beberapa daerah mulai menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×