kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.455   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.913   80,84   1,18%
  • KOMPAS100 1.004   13,02   1,31%
  • LQ45 777   10,00   1,30%
  • ISSI 220   2,93   1,35%
  • IDX30 403   4,08   1,02%
  • IDXHIDIV20 476   2,63   0,56%
  • IDX80 113   1,47   1,32%
  • IDXV30 115   0,07   0,06%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

ILO sebut konsumen pakaian jadi kini lebih peduli isu ketenagakerjaan


Jumat, 04 Oktober 2019 / 15:02 WIB
ILO sebut konsumen pakaian jadi kini lebih peduli isu ketenagakerjaan
ILUSTRASI. Buruh pabrik menjahit pakaian di pabrik PT Yeon heung Mega Sari


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

Mengutip publikasi Reuters yang dimuat pada 10 Januari 2019, sebanyak 6 dari 10 konsumen di Britania Raya bersedia membayar harga lebih tinggi ketika membeli pakaian jadi apabila hak-hak pekerja untuk mendapatkan upah yang adil dipenuhi dalam proses produksi.

Baca Juga: Berapa besaran kenaikan upah ideal? Ini pendapat ekonom Indef

Berkembanganya tren konsumerisme etis pada konsumen tampaknya menjadi peluang bagi pelaku industri garmen lokal yang sudah menerapkan standar-standar ketenagakerjaan internasional dalam kegiatan produksinya.

Ambil contoh, PT Ungaran Sari Garments (USG) misalnya. Produsen garmen yang memiliki kapasitas produksi sebesar 33,6 juta potong per tahun ini telah berupaya menerapkan standar-standar ketenagakerjaan internasional dalam kegiatan produksinya pada beberapa tahun terakhir.

Hal ini di antaranya dilakukan dengan bermitra dengan ILO melalui program Better Work Indonesia (BWI) sejak tahun 2013.

Sebagai informasi, BWI merupakan program ILO yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja, terutama pekerja perempuan pada industri garmen. Program ini dilakukan dengan bekerja sama dengan International Finance Corporation (IFC).

Melalui program ini, BWI memberikan pelatihan dan konsultasi mengenai penerapan standar ketenagakerjaan internasional dan undang-undang ketenagakerjaan nasional.

Baca Juga: Pengusaha desak pemerintah merevisi UU Ketenagakerjaan, ini penyebabnya

Tidak hanya itu, BWI juga menyediakan layanan penilaian untuk menentukan sejauh mana standar-standar ketenagakerjaan internasional sudah diterapkan oleh produsen garmen yang menjadi mitra.

Dari proses-proses penilaian tersebut, USG mendapatkan laporan penilaian yang dapat digunakan sebagai bukti kredibilitas perusahaan dalam mengimplementasikan standar-standar ketenagakerjaan yang ada.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×