kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor baja naik, pengamat menilai sejumlah sektor industri mulai menggeliat


Senin, 20 September 2021 / 19:50 WIB
Impor baja naik, pengamat menilai sejumlah sektor industri mulai menggeliat
ILUSTRASI. Kemenperin menargetkan sektor industri logam dasar dapat tumbuh sebesar 3,54% pada tahun 2021.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Impor baja pada Januari-Agustus 2021 naik sebesar 66%. Kenaikan impor ini dinilai sebagai tanda jika industri nasional kembali bergeliat di tengah pandemi Covid-19.

Pengamat Kebijakan Publik Fernando Emas mengatakan, baja merupakan bahan baku berbagai produk konsumsi, baik yang berada dalam lingkup produk turunan baja itu sendiri, maupun produk-produk lain yang lebih kompleks seperti otomotif, elektronika, hingga kemasan makanan.

"Jangan dilihat impornya saja, mari kita lihat juga bahwa ekspor produk baja meningkat tajam dibanding periode tersebut, mencapai lebih dari 1.500%. Angka itu belum memperhitungkan nilai tambah yang diperoleh sektor industri penggunanya, juga substitusi impor pada produk turunannya,” ujar Fernando dalam keterangannya, Senin (20/9).

Fernando menerangkan di tengah masa pandemi covid-19, ketika perekonomian nasional masih berangsur pulih, sektor industri logam justru mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada semester I 2021 sektor industri logam ini berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 18,3%, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tercatat sebesar 7,01%.

Baca Juga: Kerjasama Krakatau Bandar Samudera-Jasa Armada Indonesia di port & ship management

Tingginya laju pertumbuhan sektor industri logam tersebut didorong oleh meningkatnya utilisasi produksi dari 51,2% pada Januari 2021 menjadi 79,9% pada Juli 2021. Selain itu masuknya investasi baru baik dari dalam maupun luar negeri turut mendukung laju pertumbuhan tersebut, terangnya.

Berdasarkan data yang dilansir BKPM, pertumbuhan investasi sektor industri logam pada Triwulan II tahun 2021 sebesar 31,35% atau senilai US$ 1,78 miliar dan Rp 1,67 triliun.

Dukungan kebijakan pemerintah saat ini sangat tepat terutama pada pengembangan industri logam seperti supply-demand yang terukur merupakan faktor kunci tingginya laju pertumbuhan tersebut.

Kalangan pengusaha memandang bahwa kebijakan pemerintah dalam menjaga keseimbangan pasok dan kebutuhan baja nasional saat ini sudah tepat untuk menjaga laju pertumbuhan dan berharap agar kebijakan tersebut dapat terus dilakukan secara konsisten pada masa mendatang.

Baca Juga: Dharma Group akan tingkatkan penetrasi sektor kendaraan roda empat

Di tengah fenomena kenaikan impor baja yang terjadi pada paruh pertama tahun 2021, neraca perdagangan besi dan baja nasional justru mengalami surplus sebesar US$ 2,7 miliar. "Hal ini mengindikasikan bahwa impor dilakukan untuk menciptakan nilai tambah produk besi dan baja," ujar Fernando.

Fernando melihat bahwa persoalan impor baja ini adalah bentuk kegagalan industri dalam negeri yang tidak mampu menyediakan bahan baku baja di dalam negeri, walaupun sudah menghabiskan dana investasi yang besar.

Selanjutnya: Ancaman bagi pencari kerja, terbukti robot mengambil alih pekerjaan industri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×