kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor ditutup, Japfa Comfeed serap jagung petani


Rabu, 06 April 2016 / 16:38 WIB
Impor ditutup, Japfa Comfeed serap jagung petani


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia terus melakukan penyerapan jagung lokal di tengah penutupan pintu impor jagung.

Saat ini Japfa membeli jagung dari petani dengan harga rat-rata Rp 3.000 per kilogram (kg). Harga tersebut tergolong tinggi dari harga pembelian Perum Bulog Rp 2.700 per kg.

Senior Vice President PT Japfa Comfeed Indonesia, Budiarto Soebijanto mengatakan, pihaknya menyerap sebanyak 80% dari total kebutuhan jagung Japfa dari petani jagung. 

Saat ini rata-rata kebutuhan Japfa sebanyak 1,5 juta ton jagung per tahun. Ia mengatakan setiap hari Japfa menyerap jagung lokal di Sulsel hingga maksimal kapasitas dryer di Sidrap, Gowa, Makasar.

"Minimal penyerapan kami 700 ton per hari dengan kadar air dari petani 30%-35%," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (6/4).

Ia menjelaskan, saat ini, Japfa membeli jagung dari petani dengan harga tinggi yakni Rp 3.000 per kg. Bahkan gudang Japfa pun sudah full capacity. 

Karena itu, bila ada sedikit kelebihan kapasitas pasokan jagung, hal itu mungkin diterima peternak lokal atau pedagang perantara. "Dan kami tidak tahu berapa yang mereka transaksikan,"imbuhnya.

Karena itu, bila ada yang bilang harga jagung rendah, petani harus menjelaskan mereka jual kemana. Selain itu harus juga dijelaskan berapa kadar airnya dan volumenya berapa. Dengan begitu, Mentan tidak salah mengambil kesimpulan.

Berdasarkan catatan Kemtan, produktivitas jagung dari tahun ke tahun mengalami angka peningkatan. 

Berdasarkan Angka Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) produksi jagung Nasional tahun 2015 mencapai 19,61 juta ton, mengalami peningkatan sebesar 3,17% atau lebih tinggi 0,61 juta ton dibanding produksi tahun 2014 sebanyak 19 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×