kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor garam industri tahun 2020 meningkat mencapai 2,9 juta ton


Jumat, 31 Januari 2020 / 16:50 WIB
Impor garam industri tahun 2020 meningkat mencapai 2,9 juta ton
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat garam impor dari Kapal MV Golden Kiku ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8).


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - SEMARANG. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tahun 2020 impor garam mengalami peningkatan menjadi 2,9 juta ton. Sebelumnya, tahun 2019 kebutuhan impor garam sebanyak 2,6 juta ton.

Kenaikan impor garam di tahun ini mencapai 300.000 ton. Sebab garam dalam negeri belum bisa digunakan untuk industri karena kurangnya kandungan Natrium klorida (NaCL).

Baca Juga: Masih rugikan petani lokal, tata kelola garam perlu dibenahi

Hal tersebut dikemukakan oleh Plt Dirjen Pengolalaan Ruang Laut KKP Haryo Hanggono saat ditemui di sela sosialisasi nasional program pengembangan usaha garam rakyat di Semarang, Kamis (30/01/2020) malam.

"Untuk garam industri minimal punya kandungan NaCL 97 persen. Namun, kandungan NaCL garam dalam negeri masih di bawah itu," kata Haryo.

Haryo menjelaskan, impor garam tahun ini untuk memenuhi kebutuhan bagi empat sektor industri, meliputi industri farmasi, Chlor Alkali Plant (CAP), pertambangan, dan aneka pangan. Sedangkan, untuk mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat mencapai 1,1 juta ton dan masih bisa dipenuhi dari stok garam rakyat.

"Menurut kami serapan itu kurang, karena target pemerintah serapan garam rakyat mencapai 1,5 juta ton," kata Haryo.

Baca Juga: Harga garam petani anjlok Rp 150 per kg, pemerintah diminta perketat impor

Maka dari itu, guna menekan angka impor garam, kualitas garam dalam negeri harus ditingkatkan. "Untuk menekan impor Pemerintah akan menyediakan air tua, atau lapisan air paling atas yang memiliki NaCL tinggi untuk para petani. Jadi petani tidak perlu lagi mengambil air laut yang memiliki NaCL rendah," jelas Haryo.

Selain menyediakan air tua, washing plant atau proses pencucian diperlukan untuk membuat garam industri. Terkait washing plant, pihaknya akan menggordinasikan terlebih dahulu dengan pemerintah pusat sebelum memberikan fasilitas tersebut ke para petani.

Perbaikan akses jalan untuk petani juga perlu dilakukan guna memangkas biaya angkut. Dikatakannya, pemerintah telah menyediakan 27 gudang garam di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Kemdag Revisi Aturan Ekspor Impor, Mulai dari Limbah Hingga Ponsel

Dari jumlah itu, ada 24 gudang di antaranya punya daya tampung 2.000 ton garam. Sisanya tiga gudang lagi kapasitasnya 1.000 ton.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Fendiawan Tiskiantoro mengatakan, ada sembilan gudang garam yang tersebar di Jawa Tengah. Tersebar di wilayah Pati, Rembang, Brebes, Demak, dan Jepara.

"Kapasitasnya rata-rata 1.000 ton-2.000 ton. Untuk kapasitas 1.000 ton di Brebes dan Rembang. Yang lain dibangun kementerian kapasitas 2.000 ton," ucap Fendiawan. (Riska Farasonalia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Impor Garam Industri 2020 Meningkat, Capai 2,9 Juta Ton"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×