kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impor melonjak, bisnis industri tekstil tertekan di paruh pertama 2019


Minggu, 04 Agustus 2019 / 16:13 WIB
Impor melonjak, bisnis industri tekstil tertekan di paruh pertama 2019


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli

Sehingga neraca perdagangan TPT tercatat US$ 2,32 miliar untuk Januari-Juni 2019, atau turun 3,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Banyaknya impor, menurut Redma menyebabkan produsen lokal sulit bersaing.

Baca Juga: Argo Pantes (ARGO) fokus tingkatkan produksi produk bermargin tinggi

Realitasnya, barang impor lebih murah karena kebanyakan merupakan barang TPT sisa dari pabrikan di China yang dijual dengan harga miring. Soal demand, baik ditingkat lokal maupun global dinilai masih terus ada.

"Tapi kalau produsen harus produksi banyak, sementara stok sendiri masih banyak numpuk karena tidak bisa jual disalib impor, cash flow jadi mandeg akhirnya ada yang memilih mengurangi produksi atau diam saja," urai Redma.

Perputaran cash flow di dunia tekstil cukup cepat, jika barang masih menumpuk di gudang 2-3 minggu saja maka dipastika cash flow bakal terganggu. Sedangkan para produsen garmen dalam negeri diakui Redma juga banyak menyerap benang dan kain impor.

Baca Juga: Cerita Bos Sritex Iwan Setiawan Terjun ke Dunia Investasi

Oleh karenanya, Asosiasi enggan mematok target yang muluk-muluk sampai akhir tahun ini. "Kalau capaian (tahun ini) sama seperti 2018 sudah sangat bagus, kecuali ada perbaikan di beberapa bulan kedepan," tegasnya.

Terkait penurunan produksi, beberapa pabrikan diketahui melakukannya seperti PT Argo Pantes Tbk (ARGO) yang semula memiliki kapasitas produksi kain sebesar 2 juta yard per bulan di tahun 2018 menjadi 1,78 juta yard per bulan sepanjang paruh pertama tahun ini.

Deepak Anand, Direktur Utama ARGO tak memberikan detil terkait kondisi pasar dalam negeri, namun efisiensi ini harus dilakukan demi memperoleh margin yang lebih baik. "Produksi memang agak mengalami penurunan. Karena ada beberapa item yang kami kurangi, demi Profitability tetap terjaga," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×