Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Importir mengklaim realisasi impor sapi bakalan telah mencapai 90% dari izin impor sapi yang diberikan Kementerian Perdagangan (Kemdag). Bahkan izin impor sapi siap potong juga dalam proses pengiriman. Atas kondisi tersebut importir yakin harga daging sapi cenderung stabil di bawah Rp 100.000 per kilogram (kg).
Djody Koesmenro, Presiden Direktur Rumpinary Agro Industry memastikan, realisasi impor sapi bakalan pada kuartal 2 telah mencapai 90%. Pada kuartal dua lalu Kemdag telah memberikan rekomendasi izin sapi impor sebanyak 250.000 ekor. Izin ini lebih tinggi diberikan dibandingkan kuartal satu sebanyak 100.000 ekor mempertimbangkan memenuhi kebutuhan Ramadhan hingga Lebaran.
Sementara, proses pengiriman tambahan sapi siap potong sebesar 29.000 ekor dalam perjalanan menuju Indonesia. "Mungkin baru akan sampai Minggu depan. Hitungan kami, Agustus sudah siap dipotong," papar Djody pada Kamis (11/6)
Meskipun secara kertas stock daging sapi nasional aman. Namun, harga belum tentu bisa lebih murah. Sebab kendala selama ini soal harga adalah rantai distribusi komoditas pertanian yang terlalu panjang.
Memindahkan produksi dari satu ke tempat lain selalu terkendala persoalan infrastruktur dan waktu tempuh yang panjang. Akibat, kemacetan yang terjadi di perkotaan. Terakhir, tekanan mata uang Rupiah yang melemah pada Dollar.
Kebutuhan daging nasional selama dua bulan diperkirakan mencapai 49.250 ton. Rinciannya, selama Bulan Ramadhan kebutuhan daging sapi sebesar 24.552 ton dan Lebaran sebesar 24.698 ton. Tiga provinsi yang mengonsumsi daging sapi nasional adalah: Banteng, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Sementara angka konsumsi daging sapi secara nasional terus naik. Berdasarkan hitungan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian pertanian tahun 2013 konsumsi daging sapi baru mencapai 1,51 kg/kapita/tahun. Namun pada tahun 2014 mengalami kenaikan tahun ini menjadi 1,78 kg/kapita/tahun.
Sayang, dalam pemenuhan kebutuhan daging sapi secara nasional. Sebanyak 35% dari total kebutuhan setahun 640.000 ton masih disanggah dengan cara impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News