kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inalum akan tuntaskan pabrik pengolahan aluminium


Rabu, 21 September 2016 / 10:40 WIB
Inalum akan tuntaskan pabrik pengolahan aluminium


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Setapak demi setapak, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mengawal rencana hilirisasi aluminium ingot. Saat ini, pembangunan pabrik yang mengolah aluminium ingot menjadi aluminium alloy dan aluminium billet, itu sudah berjalan sekitar 60% dari target. 

Lokasi pabrik hilirisasi aluminium ingot di Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Pabrik yang menelan anggaran sekitar US$ 30 juta tersebut akan memiliki kapasitas pengolahan 120.000 ton per tahun. Perinciannya, 30.000 ton aluminium billet dan 90.000 ton aluminium alloy.

Aluminium billet maupun alloy bermanfaat sebagai bahan baku manufaktur. Misalnya, aluminium alloy menjadi  bahan campuran logam lain dalam pembuatan komponen velg  mobil.

Inalum menggelontorkan dana investasi besar karena prospek menjanjikan dari bisnis olahan aluminium. Produk turunan aluminium ingot memiliki nilai jual tinggi sehingga memperbesar pendapatan. Sayang, Winardi Sunoto, Presiden Direktur PT Inalum, belum bersedia mengungkapkan proyeksi pendapatan dari  hasil pabrik pengolahan aluminium ingot.

Pabrik pengolahan aluminium ingot bukan satu-satunya ekspansi Inalum. Perusahaan pelat merah tersebut juga akan meningkatkan kapasitas produksi pabrik aluminium ingot yang juga berada di Kuala Tanjung.

Inalum menargetkan dapat mengoperasikan pabrik aluminium ingot dengan kapasitas produksi 500.000 ton per tahun pada tahun 2020. Selanjutnya, target kapasitas produksi akan ditingkatkan lagi menjadi 1 juta ton per tahun mulai tahun 2025. Sebagai perbandingan, realisasi kapasitas produksi saat ini adalah 265.000 ton aluminium ingot per tahun.

Inalum akan mengejar peningkatan kapasitas produksi melalui dua cara. Pertama, mereka akan menyematkan teknologi baru supaya kapasitas produksi naik secara bertahap hingga 300.000 ton aluminium ingot per tahun.

Inalum masih membandingkan dua teknologi untuk dipilih, yaitu  China atau Eropa. "Sekarang sedang pilot plan, bertahap kapasitas naik dan kami pilih yang terbaik untuk investasinya" kata Winardi saat dihubungi KONTAN, Senin (19/9).

Kedua, Inalum akan memenuhi kekurangan target kapasitas produksi 200.000 ton dari 500.000 aluminium ingot per tahun, dengan membangun pabrik baru di Kuala Tanjung. Inalum menyiapkan dana investasi US$ 800 juta. Dari jumlah itu, belanja teknologi akan menelan anggaran sekitar US$ 175 juta. Dana selebihnya untuk membangun pabrik baru.

Untuk memenuhi target tersebut, Inalum juga harus membenahi satu dari delapan turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang tak beroperasi. Satu turbin itu tak beroperasi karena sedang dalam tahap perawatan.

Dampak tak beroperasinya satu turbin membikin kapasitas produksi Inalum hanya 247.000 ton per tahun dari kapasitas terpasang sebanyak 265.000 ton per tahun. "Mudah-mudahan akhir tahun kapasitasnya sudah bisa 250.000 ton," harap Winardi.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×