kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,47   7,12   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inaplas: Harga minyak mentah anjlok, ini kesempatan emas bagi industri Petrokimia


Rabu, 22 April 2020 / 16:56 WIB
Inaplas: Harga minyak mentah anjlok, ini kesempatan emas bagi industri Petrokimia
ILUSTRASI. Industri Petrokimia


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga minyak mentah dunia dapat menjadi angin segar bagi perusahaan petrokimia. Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mengatakan, anjloknya harga minyak saat ini bisa menjadi kesempatan emas bagi pengusaha petrokimia untuk memborong bahan baku.  

Sekjen Inaplas Fajar Budiono menjelaskan, kalau harga minyak mentah jatuh, otomatis harga nafta, bahan baku petrokimia juga melandai. Adapun minyak mentah yang tersedia saat ini fokusnya  untuk industri petrokimia karena industri migas tidak bisa menyerap maksimal akibat pembatasan mobilitas karena penyebaran virus corona. 

Fajar bilang, karena petrokimia tidak bisa menyerap 100%, paling cuma 20%-30% minyak dunia, seiring permintaan minyak mentah yang turun tentu harganya menyusut. 

Baca Juga: Melihat dampak penurunan harga minyak WTI ke industri petrokimia

"Namun masalah yang terjadi saat ini, kapal untuk mengangkut bahan bakunya apakah tersedia? Pasalnya, biang masalah harga minyak anjlok juga karena tidak ada kapalnya. Semua kapal terisi penuh minyak mentah karena tidak bisa dibongkar di user. Pemicunya karena subsidi bayar kapalnya untuk bongkar tidak ada," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (22/4). 

Fajar menjelaskan harga sewa kapal jadi melonjak tinggi. Biasanya hanya US$ 60.000 - US$ 80.000 per hari menjadi US$ 400.000 per hari. 

Meski demikian, ada juga katalis positifnya bagi industri petrokimia yang punya kapal sendiri. Menurut Fajar, perusahaan yang harus memanfaatkan momentum ini adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Pertamina (Persero).  

"Pengusaha harus pintar-pintar memanfaatkan momentum ini. Bagaimana meramu cara agar bisa mendapat hasil maksimal," tegas Fajar. 

Baca Juga: Saham BRPT melejit hingga 19,21%, didorong penurunan harga minyak?

Di sisi lain, meski harga nafta diproyeksikan turun, bahan baku monomer harganya belum terlihat koreksi signifikan karena market monomer lagi softed. Namun, jikalau monomer turun, menurut Fajar beberapa perusahaan seperti Nippon Shokubai, Lotte Chemical Titan, dan PT Petro Oxo Nusantara bisa juga ketiban berkahnya. 

Sebagai tambahan informasi, meski harga minyak mentah yang dibeli deal di hari ini, minyaknya baru datang tiga bulan ke depan. Jadi tidak serta merta bisa menurunkan harga di hilir. Fajar menjelaskan industri masih menggunakan modal dari minyak lama. Namun, meski pakai harga minyak mentah lama, sudah beberapa bulan harga minyak juga sudah mulai koreksi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×